Jumat, 08 Oktober 2010

pandangan MATA

Jika seorang pelajar ingin meraih kesempurnaan ilmu, hendaklah ia menjauhi kemaksiatan dan senantiasa menundukkan pandangannya dari hal-hal yang haram untuk dipandang karena yang demikian itu akan membukakan beberapa pintu ilmu, sehingga cahayanya akan menyinari hatinya. Jika hati telah bercahaya maka akan jelas baginya kebenaran. Sebaliknya, barangsiapa mengumbar pandangannya, maka akan keruhlah hatinya dan selanjutnya akan gelap dan tertutup baginya pintu ilmu.
(Ibnu Qayyim Al-Jauziyah).

Sadarkah kita, bahwa sudah sekian banyak pandangan mata kita umbar tiada batas untuk memandang segala hal yang ada dihadapan?
Sudah berapa banyak hal-hal terlarang yang pernah kita pandang hanya untuk kepuasan nafsu yang sangat sesaat namun sebenarnya sedang mengiring kita pada kerusakan dan kehancuran?
kita tidak pernah tahu apa yang dikandung oleh pandangan mata dan apa yang terlintas di hati seseorang, kecuali oleh Allah SWT yang Maha Mengetahui. Apa yang menjadi rahasia diri kita, apa yang menjadi kecenderungan kita, hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui. Semua rahasia diri kita sesungguhnya begitu jelas dilihat oleh Allah SWT tanpa tersekat oleh apapun. Kita mungkin mampu berpura-pura dihadapan manusia, menunjukkan sifat dan sikap mulia, namun mampukah kita berpura-pura dihadapan-Nya?
Rasulullah SAW pernah bersabda dalam salah satu haditsnya, bahwa “Hendaklah engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihat-Nya, yakinilah bahwa Dia melihatmu”.
"Apabila seseorang menjaga pandangan dari hal-hal yang haram, Allah akan menggantikannya dengan nur pandangan-Nya. Allah juga akan membukakan untuknya pintu pengetahuan, iman, makrifat, dan firasat yang benar.
Sebagai penutup, nasihat dari Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah untuk memohon pada Allah agar menghidupkan hati kita.
Sungguh aneh orang yang punya keperluan dan memohon agar Allah memenuhinya, namun ia tak memohon untuk menghidupkan hatinya agar tidak terjangkit kebodohan, agar disembuhkan dari penyakit syahwat dan syubhat; sebab jika hati telah mati maka ia tak akan merasakan kedurhakaan kepada Allah.
(Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah) Wallahu a’lam bish-showab wa ‘afwu minkum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Oes Hifdzer

Oes Hifdzer

penamatan haffizh 2010