Jika seorang pelajar ingin meraih  kesempurnaan ilmu, hendaklah ia menjauhi kemaksiatan dan senantiasa  menundukkan pandangannya dari hal-hal yang haram untuk dipandang karena  yang demikian itu akan membukakan beberapa pintu ilmu, sehingga  cahayanya akan menyinari hatinya. Jika hati telah bercahaya maka akan  jelas baginya kebenaran. Sebaliknya, barangsiapa mengumbar pandangannya,  maka akan keruhlah hatinya dan selanjutnya akan gelap dan tertutup  baginya pintu ilmu.
(Ibnu Qayyim Al-Jauziyah).
Sadarkah kita, bahwa sudah sekian banyak pandangan mata kita umbar tiada batas untuk memandang segala hal yang ada dihadapan?
Sudah berapa banyak hal-hal terlarang yang pernah kita pandang hanya  untuk kepuasan nafsu yang sangat sesaat namun sebenarnya sedang  mengiring kita pada kerusakan dan kehancuran?
kita tidak pernah tahu apa yang dikandung oleh pandangan mata dan apa  yang terlintas di hati seseorang, kecuali oleh Allah SWT yang Maha  Mengetahui. Apa yang menjadi rahasia diri kita, apa yang menjadi  kecenderungan kita, hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui. Semua rahasia  diri kita sesungguhnya begitu jelas dilihat oleh Allah SWT tanpa  tersekat oleh apapun. Kita mungkin mampu berpura-pura dihadapan manusia,  menunjukkan sifat dan sikap mulia, namun mampukah kita berpura-pura  dihadapan-Nya?
Rasulullah SAW pernah bersabda dalam salah satu haditsnya, bahwa  “Hendaklah engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika  engkau tidak melihat-Nya, yakinilah bahwa Dia melihatmu”.
"Apabila seseorang menjaga pandangan dari hal-hal yang haram, Allah  akan menggantikannya dengan nur pandangan-Nya. Allah juga akan  membukakan untuknya pintu pengetahuan, iman, makrifat, dan firasat yang  benar.
Sebagai penutup, nasihat dari Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah untuk memohon pada Allah agar menghidupkan hati kita.
Sungguh aneh orang yang punya keperluan dan memohon agar Allah  memenuhinya, namun ia tak memohon untuk menghidupkan hatinya agar tidak  terjangkit kebodohan, agar disembuhkan dari penyakit syahwat dan  syubhat; sebab jika hati telah mati maka ia tak akan merasakan  kedurhakaan kepada Allah.
(Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah) Wallahu a’lam bish-showab wa ‘afwu minkum.
 
 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar