Jumat, 12 Desember 2014

Simak saja kisahnya...

Satu gereja masuk Islam benarkah?

Semoga ALLAH mengijinkan kita menjadi pemuda seperti beliau,
Amiiin.....
Kisah Nyata Seorang Pemuda Arab Yang Menimba Ilmu Di Amerika Rabu, 22
Februari 06

Ada seorang pemuda arab yang baru saja me-nyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika.Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah berupa pendidikan agama Islam bahkan ia mampu mendalaminya. Selain belajar, ia juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada di Amerika, ia berkenalan dengan salah seorang Nasrani.Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah SWT memberinya hidayah masuk Islam.

Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas di dekat sebuah gerejayang terdapat di kampung tersebut.Temannya itu meminta agar ia turut masuk ke dalam gereja. Semula ia berkeberatan, namun karena ia terus mendesak akhirnya pemuda itupun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka.

Ketika pendeta masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan lantas kembali duduk. Di saat itu si pendeta agak terbelalak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata, "Di tengah kita ada seorang muslim. Aku harap ia keluar dari sini."
Pemuda arab itu tidak bergeming dari tempatnya. Pendeta tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun ia tetap tidak bergeming dari tempatnya.
Hingga akhirnya pendeta itu berkata,
"Aku minta ia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya."
Barulah pemuda ini beranjak keluar. Di ambang pintu ia bertanya kepada sang pendeta,
"Bagaimana anda tahu bahwa saya seorang muslim."
Pendeta itu menjawab, "Dari tanda yang terdapat di wajahmu."
Kemudian ia beranjak hendak keluar,namun sang pendeta ingin memanfaatkan
keberadaan pemuda ini, yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan,
tujuannya untuk memojokkan pemuda tersebut dan sekaligus mengokohkan
markasnya.
Pemuda muslim itupun menerima tantangan debat tersebut.

Sang pendeta berkata,
"Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menjawabnya dengan tepat."
Si pemuda tersenyum dan berkata,
"Silahkan!

Sang pendeta pun mulai bertanya,
# a.. Sebutkan satu yang tiada duanya,

# b.. dua yang tiada tiganya,

# c.. tiga yang tiada empatnya,

# d.. empat yang tiada limanya,

# e.. lima yang tiada enamnya,

# f.. enam yang tiada tujuhnya,

# g.. tujuh yang tiada delapannya,

# h.. delapan yang tiada sembilannya,

# i.. sembilan yang tiada sepuluhnya,

# j.. sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh,

# k.. sebelas yang tiada dua belasnya,

# l.. dua belas yang tiada tiga belasnya,

# m.. tiga belas yang tiada empat belasnya.

# n.. Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh!

# o.. Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya?

# p.. Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga?

# q.. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyu-
kainya?

# r.. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan
ibu!

# s.. Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diadzab dengan
apidan siapakah yang terpelihara dari api?

# t.. Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yg diadzab dengan
batu dan siapakah yang terpelihara daribatu?

# u.. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar!

# v.. Pohon apakah yang mempu-nyai 12 ranting, setiap ranting
mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan
dan dua di bawah sinaran matahari?"

Mendengar pertanyaan tersebut pemuda itu ter-senyum dengan
senyuman mengandung keyakinan kepada Allah. Setelah membaca basmalah
ia berkata,
# s.. Satu yang tiada duanya ialah Allah SWT.

# b.. Dua yang tiada tiganya ialah malam dan siang. Allah SWT
berfirman, "Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda
(kebesaran kami)." (Al-Isra':12) .

# c.. Tiga yang tiada empatnya adalah kekhilafan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.

# d.. Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan Al-Qur'an.

# e.. Lima yang tiada enamnya ialah shalat lima waktu.

# f.. Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah hari ke-tika Allah SWT menciptakan makhluk.

# g..Tujuh yang tiada delapannya ialah langit yang tujuh lapis. Allah SWT berfirman, "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang." (Al-Mulk:3).

# h.. Delapan yang tiada sembilannya ialah malaikat pemikul Arsy ar-Rahman. Allah SWT berfirman,"Dan malaikat-malaikat berada dipenjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Rabbmu di atas(kepala) mereka." (Al-Haqah: 17).

# i.. Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu'jizat yang diberikan kepada Nabi Musa : tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang dan *

# j.. Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah ke-baikan. Allah SW berfirman, "Barangsiapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat." (Al-An'am: 160).

# k.. Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah saudara-saudara Yusuf.

# l.. Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah mu'jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah, "Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, 'Pukullah batu itu dengan tongkatmu.' Lalu memancarlah dari padanya dua belas mata air." (Al-Baqarah: 60).

# m.. Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah saudara Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya.

# n.. Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Shubuh. Allah SWT ber-firman, "Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing. " (At-Takwir:18).

# o.. Kuburan yang membawa isinya adalah ikan yang menelan Nabi Yunus AS.

# p.. Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara Yusuf, yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya,"Wahai ayah
kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami,lalu dia dimakan serigala." Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepadamereka, " tak ada cercaaan ter-hadap kalian." Dan ayah mereka Ya'qub berkata, "Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

# q.. Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara keledai. Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keledai." (Luqman: 19).

# r.. Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapak dan ibu adalah Nabi Adam, malaikat, unta Nabi Shalih dan kambing Nabi Ibrahim.

# s.. Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diadzab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah SWT berfirman, "Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim." (Al-Anbiya': 69).

# t.. Makhluk yang terbuat dari batu adalah unta Nabi Shalih, yang diadzab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ash-habul Kahfi (penghuni gua).

# u.. Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah tipu daya wanita, sebagaimana firman Allah SWT, "Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar." (Yusuf: 2Cool.

# v.. Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran
matahari maknanya: Pohon adalah tahun, ranting adalah bulan, daun adalah hari dan buahnya adalah shalat yang lima waktu, tiga dikerjakan di malam hari dan dua di siang hari.

Pendeta dan para hadirin merasa takjub mende-ngar jawaban pemuda muslim tersebut.Kemudian ia pamit dan beranjak hendak pergi. Namun ia mengurungkan niatnya dan meminta kepada pendeta agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh sang pendeta.
Pemuda ini berkata, "Apakah kunci surga itu?"
mendengar pertanyaan itu lidah sang pendeta menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rona wajahnya pun berubah. Ia berusaha menyembunyikan kekhawatirannya, namun hasilnya nihil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun ia berusaha mengelak.

Mereka berkata,
"Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya ia jawab
sementara ia hanya memberimu satu pertanyaan namun anda tidak mampu
menjawabnya! "
Pendeta tersebut berkata,
"Sungguh aku mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, namun aku
takut kalian marah. " Mereka menjawab, "Kami akan jamin keselamatan anda."
Sang pendeta pun berkata, "Jawabannya ialah: Asyhadu an La Ilaha Illallah wa anna Muhammadar Rasulullah."

Lantas sang pendeta dan orang-orang yang hadir di gereja itu memeluk agama Islam. ALLAHU AKBAR! Sungguh Allah telah menganugrahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda muslim yang bertakwa.**

AL IMAM AN NAWAWI

Biografi Imam An Nawawi

Nasab (keturunan) Imam an-Nawawi


Beliau adalah al-Imam al-Hafizh, Syaikhul Islam, Muhyiddin Abu Zakaria Yahya bin Syaraf bin Mury bin Hasan bin Husain bin Muhammad bin Jum’ah bin Hizam an-Nawawi ad-Dimasyqi asy-Syafi’i. Kata ‘an-Nawawi’ dinisbahkan kepada sebuah perkampungan yang bernama ‘Nawa’, salah satu perkampungan di Hauran, Syiria, tempat kelahiran beliau. Beliau dianggap sebagai syaikh  di dalam madzhab Syafi’i dan ahli fiqh terkenal pada zamannya.

Kelahiran dan Lingkungannya

Beliau dilahirkan pada Bulan Muharram tahun 631 H di perkampungan ‘Nawa’ dari dua orang tua yang shalih. Ketika berusia 10 tahun, beliau sudah memulai hafal al-Qur’an dan membacakan kitab Fiqh pada sebahagian ulama di sana. Proses pembelajaran ini di kalangan Ahli Hadits lebih dikenal dengan sebutan ‘al-Qira`ah’.
Suatu ketika, secara kebetulan seorang ulama bernama Syaikh Yasin bin Yusuf al-Marakisyi melewati perkampungan tersebut dan menyaksikan banyak anak-anak yang memaksa ‘an-Nawawi kecil’ untuk bermain, namun dia tidak mahu bahkan lari dari kejaran mereka dan menangis sambil membaca al-Qur’an. Syaikh ini kemudian menghantarkannya kepada ayahnya dan menasihati sang ayah agar mengarahkan anaknya tersebut untuk menuntut ilmu. Sang ayah setuju dengan nasihat ini.
Pada tahun 649 H, an-Nawawi, dengan dihantar oleh sang ayah, tiba di Damaskus dalam rangka melanjutkan studinya di Madrasah Dar al-Hadits. Dia tinggal di al-Madrasah ar-Rawahiyyah yang menempel pada dinding masjid al-Umawy dari sebelah timur. Pada tahun 651 H, dia menunaikan ibadah haji bersama ayahnya, lalu pulang kembali ke Damaskus.
Pengalaman Intelektualnya.

Pada tahun 665 H saat baru berusia 34 tahun, beliau sudah menduduki posisi ‘Syaikh’ di Dar al-Hadits dan mengajar di sana. Tugas ini tetap dijalaninya hingga beliau wafat.
Dari sisi pengalaman intelektualnya setelah bermukim di Damaskus terdapat tiga karakteristik yang sangat menonjol:

Pertama, Kegigihan dan Keseriusan-nya di dalam Menuntut Ilmu Sejak Kecil hingga meningkat Remaja. Ilmu adalah segala-galanya bagi an-Nawawi sehingga dia merasakan kenikmatan yang tiada tara di dalamnya. Beliau amat serius ketika membaca dan menghafal. Beliau berhasil menghafal kitab ‘Tanbih al-Ghafilin’ dalam waktu empat bulan setengah.
Sedangkan waktu yang tersisa lainnya dapat beliau gunakan untuk menghafal seperempat permasalahan ibadat dalam kitab ‘al-Muhadz-dzab’ karya asy-Syairazi. Dalam tempoh yang relatif singkat itu pula, beliau telah berhasil membuat decak kagum sekaligus meraih kecintaan gurunya, Abu Ibrahim Ishaq bin Ahmad al-Maghriby, sehingga menjadikannya sebagai wakilnya di dalam halaqah pengajian yang dia pimpin bilamana berhalangan.

Kedua, Keluasan Ilmu dan Wawasannya
Mengenai bagaimana beliau memanfa’atkan waktu, seorang muridnya, ‘Ala`uddin bin al-‘Aththar bercerita, “Pertama beliau dapat membacakan 12 pelajaran setiap harinya kepada para Syaikhnya beserta syarah dan tash-hihnya; kedua, pelajaran terhadap kitab ‘al-Wasith’, ketiga terhadap kitab ‘al-Muhadzdzab’, keempat terhadap kitab ‘al-Jam’u bayna ash-Shahihain’, kelima terhadap kitab ‘Shahih Muslim’, keenam terhadap kitab ‘al-Luma’ ‘ karya Ibnu Jinny di dalam ilmu Nahwu, ketujuh terhadap kitab ‘Ishlah al-Manthiq’ karya Ibnu as-Sukait di dalam ilmu Linguistik (Bahasa), kelapan di dalam ilmu Sharaf, kesembilan di dalam ilmu Ushul Fiqh, kesepuluh terkadang terhadap kitab ‘al-Luma’ ‘ karya Abu Ishaq dan terkadang terhadap kitab ‘al-Muntakhab’ karya al-Fakhrur Razy, kesebelas di dalam ‘Asma’ ar-Rijal’, keduabelas di dalam Ushuluddin. Beliau selalu menulis syarah yang sulit dari setiap pelajaran tersebut dan menjelaskan kalimatnya serta meluruskan ejaannya”.


Ketiga Produktif di dalam Menelurkan Karya Tulis
Beliau telah berminat terhadap dunia tulis-menulis dan menekuninya pada tahun 660 H saat baru berusia 30-an.
Dalam karya-karya beliau tersebut akan didapati kemudahan di dalam mencernanya, keunggulan di dalam argumentasinya, kejelasan di dalam kerangka berfikirnya serta keobjektifan-nya di dalam memaparkan pendapat-pendapat Fuqaha‘.
Buah karyanya tersebut hingga saat ini selalu menjadi bahan perhatian dan diskusi setiap Muslim serta selalu digunakan sebagai rujukan di hampir seluruh belantara Dunia Islam.
Di antara karya-karya tulisnya tersebut adalah ‘Syarh Shahih Muslim’, ‘al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab’, ‘Riyadh ash-Shalihin’, ‘ al-Adzkar’, ‘Tahdzib al-Asma’ wa al-Lughat’ ‘al-Arba’in an-Nawawiyyah’, ‘Rawdhah ath-Thalibin’ dan ‘al-Minhaj fi al-Fiqh’.

Budi Pekerti dan Sifatnya

Para pengarang buku-buku ‘biografi’ (Kutub at-Tarajim) sepakat, bahawa Imam an-Nawawi merupakan hujung tombak di dalam sikap hidup ‘zuhud’, teladan di dalam sifat wara’ serta tokoh tanpa tanding di dalam ‘menasihati para penguasa dan beramar ma’ruf nahi munkar’.
  • Zuhud Beliau hidup bersahaja dan mengekang diri sekuat tenaga dari kongkongan hawa nafsu. Beliau mengurangi makan, sederhana di dalam berpakaian dan bahkan tidak sempat untuk menikah. Kenikmatan di dalam menuntut ilmu seakan membuat dirinya lupa dengan semua kenikmatan itu. Beliau seakan sudah mendapatkan gantinya.
    Di antara indikatornya adalah ketika beliau pindah dari lingkungannya yang terbiasa dengan pola hidup ‘seadanya’ menuju kota Damaskus yang ‘serba ada’ dan penuh glamour. Perpindahan dari dua dunia yang amat kontras tersebut sama sekali tidak menjadikan dirinya tergoda dengan semua itu, bahkan sebaliknya semakin menghindarinya.
     
  • Wara’ Bila membaca riwayat hidupnya, maka akan banyak sekali dijumpai sifat seperti ini dari diri beliau. Sebagai contoh, misalnya, beliau mengambil sikap tidak mahu memakan buah-buahan Damaskus kerana merasa ada syubhat tentang kepemilikan tanah dan kebun-kebunnya di sana.
    Contoh lainnya, ketika mengajar di Dar al-Hadits, beliau sebenarnya menerima gaji yang cukup besar, tetapi tidak sedikit pun diambilnya. Beliau justeru mengumpulkannya dan menitipkannya pada kepala Madrasah. Setiap mendapatkan jatah tahunannya, beliau membeli sebidang tanah, kemudian mewakafkannya kepada Dar al-Hadits. Atau membeli beberapa buah buku kemudian mewakafkannya ke perpustakaan Madrasah. Beliau tidak pernah mahu menerima hadiah atau pemberian, kecuali bila memang sangat memerlukannya sekali dan ini pun dengan syarat. Iaitu, orang yang membawanya haruslah diri yang sudah beliau percayai diennya.
    Beliau juga tidak mahu menerima sesuatu, kecuali dari kedua orang-tuanya atau kerabatnya. Ibunya selalu mengirimkan baju atau pakaian kepadanya. Demikian pula, ayahnya selalu mengirimkan makanan untuknya.
    Ketika berada di al-Madrasah ar-Rawahiyyah, Damaskus, beliau hanya mahu tidur di kamar yang disediakan untuknya saja di sana dan tidak mahu diistimewakan atau diberikan fasiliti yang lebih dari itu.
     
  • Menasihati Penguasa dalam Rangka Amar Ma’ruf Nahi MunkarPada masanya, banyak orang datang mengadu kepadanya dan meminta fatwa. Beliau pun dengan senang hati menyambut mereka dan berupaya seoptimal mungkin mencarikan solusi bagi permasalahan mereka, sebagaimana yang pernah terjadi dalam kes penyegelan terhadap kebun-kebun di Syam.
    Kisahnya, suatu ketika seorang sultan dan raja, bernama azh-Zhahir Bybres datang ke Damaskus. Beliau datang dari Mesir setelah memerangi tentara Tartar dan berhasil mengusir mereka. Saat itu, seorang wakil Baitul Mal mengadu kepadanya bahawa kebanyakan kebun-kebun di Syam masih milik negara. Pengaduan ini membuat sang raja langsung memerintahkan agar kebun-kebun tersebut dipagari dan disegel. Hanya orang yang mengakui kepemilikannya di situ saja yang diperkenankan untuk menuntut haknya asalkan menunjukkan bukti, iaitu berupa sijil kepemilikan.
    Akhirnya, para penduduk banyak yang mengadu kepada Imam an-Nawawi di Dar al-Hadits. Beliau pun menanggapinya dengan langsung menulis surat kepada sang raja. Sang Sultan gusar dengan keberaniannya ini yang dianggap sebagai sebuah kelancangan. Oleh kerana itu, dengan serta merta dia memerintahkan bawahannya agar memotong gaji ulama ini dan memberhentikannya dari kedudukannya. Para bawahannya tidak dapat menyembunyikan kehairanan mereka dengan menyeletuk, “Sesungguhnya, ulama ini tidak memiliki gaji dan tidak pula kedudukan, paduka !!”.
    Menyedari bahawa hanya dengan surat saja tidak mampan, maka Imam an-Nawawi langsung pergi sendiri menemui sang Sultan dan menasihatinya dengan ucapan yang keras dan pedas. Rupanya, sang Sultan ingin bertindak kasar terhadap diri beliau, namun Allah telah memalingkan hatinya dari hal itu, sehingga selamatlah Syaikh yang ikhlas ini. Akhirnya, sang Sultan membatalkan masalah penyegelan terhadap kebun-kebun tersebut, sehingga orang-orang terlepas dari bencananya dan merasa tenteram kembali.

Wafatnya

Pada tahun 676 H, Imam an-Nawawi kembali ke kampung halamannya, Nawa, setelah mengembalikan buku-buku yang dipinjamnya dari badan urusan Waqaf di Damaskus. Di sana beliau sempat berziarah ke kuburan para syaikhnya. Beliau tidak lupa mendo’akan mereka atas jasa-jasa mereka sambil menangis. Setelah menziarahi kuburan ayahnya, beliau mengunjungi Baitul Maqdis dan kota al-Khalil, lalu pulang lagi ke ‘Nawa’. Sepulangnya dari sanalah beliau jatuh sakit dan tak berapa lama dari itu, beliau dipanggil menghadap al-Khaliq pada tanggal 24 Rajab pada tahun itu. Di antara ulama yang ikut menyalatkannya adalah al-Qadhy, ‘Izzuddin Muhammad bin ash-Sha`igh dan beberapa orang shahabatnya. Semoga Allah merahmati beliau dengan rahmat-Nya yang luas dan menerima seluruh amal shalihnya. Amin.

(Diambil dari pengantar kitab Nuzhah al-Muttaqin Syarh Riyadh ash-Shalihin karya DR. Musthafa Sa’id al-Khin, et.ali, Jld. I, tentang biografi Imam an-Nawawiy)

Kamis, 11 Desember 2014

KEJIWAAN AGAMA



Sumber Kejiwaan Agama Menurut Beberapa Teori Adalah Sebagai Berikut

A.      Teori Monistik

Teori monistik pada pendapat yang menjadi sumber kejiwaan agama itu adalah satu sumber kejiwaan. Selanjutnya yang paling dominan sebagai sumber kejiwaan timbul beberapa pendapat yaitu yang dikemukakan oleh:

1.       Thomas ves aquino

Sesuai dengan masanya thomas ves aquino mengemukakan bahwa yang menjadi sumber kejiwaan agama itu, ialah berfikir manusia ber-Tuhan karena manusia menggunakan kemampuan brfikirnya. Kehidupan beragama merupakan refleksi dari kehidupan berfikir manusia itu sendiri. Pandangan semacam itu masih tetap mendapat tempatnya hingga sekarang di mana para ahli mendewakan ratio sebagai satu-satunya motif yang menjadai sumber agama.

2.       F. Hegel

Filosof jerman ini berpenapat agama adalah suatu pengetahuan yang sungguh-sungguh benar dan tempat kebenaran abadi. Berdasarkan hal itu agama semata-mata merupakan hal-hal atau persoalan yang berhubungan dengan fikiran.

3.       Frenriak schleimacher

Frenriak schleimacer berpendapat, bahwa yang menjadi sumber keagamaan itu adalah rasa keterganrtungan yang mutlak. Dengan adanya rasa ketergantungan yang mutlak ini manusia merasakan dirinya lemah. Kelemahan ini menebabkan manusia selalu ergantung hidupnya dengan suatu kekuasaan yang berada di luar dirinya. Berdasarkan rasa ketergantungan itulah timbul konsep tentang tuhan. Manusia tak berdaya menghadapi tantangan alam yang selalu dialaminya, makanya mereka menggantungkan harapannya kepada suatu kekuasaan yang mereka anggap kepada kekuasaan yang dapat melindungi mereka. Rasa ketergantungan yang mutlak ini dapat dibuktikan dalam realita, upacara keagamaan, dan pengabdian para penganut agama kepada suatu kekuasaan yang mereka namakan Tuhan.

4.       Rudolf Otto

Menurut pendapat Rudolf Otto sumber kejwaan Agama adalah rasa kagum yang berasal dari “The Wholluy Others” (yang sama sekali lain). Jika seseorang dipengaruhi rasa kagum terhadap sesuatu yang dinggapnya lain dari yang lain, maka keadaan mental seperti itu diistilahkan oleh Rudof Otto “numinous” perasaan yang semacam itulah yang menurut pendapatnya sebagai sumber  dari kejiwaan agama pada manusia.

5.       Sigmuns Frued

Pendapat Sigmuns Frued unsur kejiwaan yang menjadi sumber kejiwaan agama ialah libido sexual (naluri seksual)

Berdasarkan libido ini timbullah idea tentang ketuhanan dan upacara keagamaan. Sigmund Frued bertambah yakin akan kebenaran pendaptnya itu berdasarkan kebencian setiap agama terhadap dosa.

B.      Teori fakulty

Teori ini berpendapat bahwa tingkah laku manusia itu tidak bersumber pada suatu factor yang tunggal tetapi terdiri dari beberapa unsure, antara lain yang dianggap memegang peranan penting adalah: fungsi cipta (reason), rasa (emotion) dan karsa (will).

Demikian pula perbuatan manusia yang bersifat ke agamaan dipengaruhi dan ditentukan oleh tiga fungsi tersebut:

1.       Cipta: merupakan fungsi intelektual jiwa manusia. Melalui cipta orang dapat menilai dan membandingkan dan selanjutnya memutuskan suatu tindakan terhadap stimulant tertentu.

2.       Rasa: suatu tenaga dalam jiwa manusia yang banyak berperan dalam membentuk motivasi dalam corak dan tingkah laku seseorang. Yang menjadi objek penyelidikan sekarang pada dasarnya adalah bukan anggapan bahwa pengalaman ke agamaan seseorang itu dipengaruhi oleh emosi, melainkan sampai berapa jauhkah peranan emosi itu dalam agama. Sebab jika secara mutlak emosi yang berperan tunggal dalam agama, maka ia akan mengulangi nilai agama itu sendiri.

3.       Karsa: berfungsi mendorong timbulnya pelaksanaan doktrin serta afaran agama berdasarkan fungsi kejiwaan. Mungkin saja pengalaman agama seseorang bersifat intelek ataupun emosi. Masi diperlukan suatu tenaga pendorong agar ajaran keagamaan itu menjadi suatu tindak ke agamaan.

Pengemuka teori ini antara lain:

1.       W.H. Thomas

Melalui teori “The Four Wisher”nya ia mengemukakan bahwa yang menjadi sumber kejiwaan agama adalah empat macam keinginan dasar yang ada dalam jiwa manusia, yaitu:

a.       Keinginan untuk keselamatan (security)

Keinginan ini Nampak jelas dalam kenyataan manusia untuk memperoleh perlindungan atau penyelamatan dirinya baik berbentuk biologis maupun non biologis. Misalnya mencari makanan, perlindungan diri dan lain sebagainya.

b.      Keinginan untuk mendapatkan penghargaan (recognition)

Keinginan ini merupakan dorongan yang menyebabkan manusia mendambakan adanya rasa ingin dihargai dan dikenal orang lain. Ia mendambakan dirinya untuk selalu menjadi orang terhormat dan dihormati.

c.       Keinginan untuk ditanggapi (response)

Keinginan ini menimbulkan rasa ingin mencintai dan dicintai dalam pergaulan.

d.      Keinginan akan pengetahuan atau pengalaman baru (new experience)

Keinginan ini menyebabkan manusia mengoplorasi dirinya untuk mengenal sekelilingnya dan mengembangkan dirinya. Mereka ingin selalu mencari dan mengetahui sesuatu yang tak tampak dan berada di luar dirinya.

Didasari atas ke empat keinginan dasar itulah pada umumnya manusi itu menganut agama menurut W.H. Thomas. Melalui ajaran agama yang teratur, maka ke empat keinginan dasar itu akan tersalurkan. Dengan menyembah dan mengabdikan diri kepada tuhan, maka keinginan untuk keselamatan akan terpenuhi.

2.       G.M. Straton

G.M. Straton mengemukakan teori “konflik”, ia mengatakan bahwa yang menjadi sumber kejiwaan agama adalah adanya konflik dalam kejiwaan manusia. Keadaan yang berlawanan seperti: baik – butuk, moral _ immoral, kapasifan – keaktifan, dalam diri manusia. Docothomi tersebut menimbulkan rasa agama dalam diri manusia.

Jika konflik itu sudah demikian mencekam manusia dan mempengaruhi kehidupan kejiwaan, maka manusia itu mencari pertolongan kepada suatu kekuasaan yang tertinggi (Tuhan).

3.       DR. Zakiah Drajat

DR. Zakiah Drajat berpenapat bahwa pada diri manusia itu terdapat kebutuhan pokok,beliau mengemukakan bahwa selain dari kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani manusia pun mempunyai suatu kebutuhan akan adanya kebutuhan akan keseimbangan dalam kehidupan jiwanya tidak mengalami tekanan.

Unsur-unsur kebutuhan yang dikemukakan yaitu:

a.       Kebutuhan akan rasa kasih sayang

Kebutuhan yang menyebabkan manusia mendambakan rasa kasih. Sebagai pernyataan tersebut dalam bentuk negatif dapat kita lahat dalam kehidupan seharu-hari, misalnya: mengeluh, mengadu, menjilat kepada atasan, mengambing hitamkan orang dan lain sebagainya.

Akibat dari tidak terpenuhinya kebutuhan ini maka akan timbul gejala psikosomatis misalnya hilang nafsu makan, pesimis, keras kepada kurung tidur dan lain-lain.

b.      Kebutuhan akan rasa aman

Kebutuhan yang mendorong manusia mengarap perlindungan, kehidupan rasa aman ini akan mengakibatkan manusia sering curiga, nakal, mengganggu, membela diri, menggunakan jimat-jimat dan lain-lain. Kenyataan dalam kehidupan ialah dengan adanya perlindungan menusia terhadap kemungkinan ganggauan dirinya, misalnya: sistem perdukungan, pertapaan dan lain-lain.

c.       Kebutuhan akan rasa harga diri

Kebutuhan yang bersifat individual yang mendorong manusia agar dirinya dihormati dan diakui oleh orang lain. Dalam kenyataan terlihat misalnya: sikap sombong, ngambek, sigat sok tahu dan lain-lain. Kehilangan rasa harga diri ini akan mengakibatkan tekanan batin, misalnya sakit jiwa, delusi, dan ilusi.

d.      Kebutuhan akan rasa bebas

Kebutuhan yang menyebabkan manusia bertindak secara bebas, untuk mencapai kondisi dan situasi yang lega. Kebutuhan akan rasa bebas ini terlihat dari pernyataan kebebasan menyatakan keinginan sesuai dengan pertimbangan batinya, misalnya: melakukan sesuatu dan menyatakan sesuatu.

e.      Kebutuhan akan rasa sukses

Kebutuhan manusia yang menyebabkan ia mendapat rasa keinginan dibina dalam bentuk penghargaan terhadap hasil mengalami hal tersebut akan kehilangan harga dirinya.

f.        Kebutuhan akan rasa ingin tahu

Kebutuhan manusia yang menyebabkan manusia selalu meneliti dan menyelidiki sesuatu.

Menurut DR. Zakiah Drajat selanjutnya kerjasama dari ke enam macam kebutuhan tersebut menyebabkan orang memerlukan agama. Melalui agama kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat disalurkan. Dengan melaksanakan ajaran agama secara baik maka kebutuhan akan rasa kasih saying, rasa aman berdasarkan uaraian di atas maka dapt disimpulakan bahwa:

a.       Cipta (reason) berperan untuk menentukan benar atau tidaknya ajaran suatu agama berdasarkan pertimbangan intelek seseorang.

b.      Rasa (emotion) menimbulkan sikap batin yang seimbang dan fositif suatu agama berdasarkan pertimbangan intelek seseorang.

c.       Karsa (will) menimbulkan amalan-amalan atau doktrin keagamaan yang benar dan logis.

Jumat, 23 Desember 2011

KEUTAMAAN SHALAT SUBUH

Islam memiliki banyak simpul/ ikatan. Dengan simpul itu umat Islam akan senantiasa terjaga dan terlindungi. Hanya saja simpul Islam tersebut akan terlepas satu persatu. Sebagaimana diberitakan Nabi saw: ﻟَﻴُﻨْﻘَﻀَﻦَّ ﻋُﺮَﻯ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡِ ﻋُﺮْﻭَﺓً ﻋُﺮْﻭَﺓً ﻓَﻜُﻠَّﻤَﺎ ﺍﻧْﺘَﻘَﻀَﺖْ ﻋُﺮْﻭَﺓٌ ﺗَﺸَﺒَّﺚَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺑِﺎﻟَّﺘِﻲ ﺗَﻠِﻴﻬَﺎ ﻭَﺃَﻭَّﻟُﻬُﻦَّ ﻧَﻘْﻀًﺎ ﺍﻟْﺤُﻜْﻢُ ﻭَﺁﺧِﺮُﻫُﻦَّ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓُ Simpul-simpul Islam akan terurai satu demi satu, setiap kali satu simpul terurai orang-orang bergantungan pada simpul selanjutnya. Yang pertama kali terurai adalah masalah pemerintahan dan yang terakhir adalah shalat." (HR. Ahmad dari Abu Umamah al Bahali no. 21.139). 

Sungguh perkara pemerintahan (khilafah) yang para ulama sebut sebagai induk dari segala kebaikan (ummul khairat) telah terlepas lewat konspirasi Inggris dengan anteknya yakni Mustafa Kamal pada 3 Maret 1924 yang meruntuhkan kekhilafahan terakhir di Turki. Satu persatu simpul Islam terlepas. Hingga simpul terakhir yakni shalat pun saat ini telah terurai. Shalat subuh adalah shalat yang saat ini banyak ditinggalkan oleh umat Islam. Padahal terdapat banyak keutamaan yang menegaskan bahwa shalat subuh atau disebut juga shalat fajar berbeda dengan shalat fardhu yang lain.

Di antara keutamaan tersebut adalah: 1. Pahala shalat semalam penuh Imam Muslim meriwayatkan dari ‘Ustman bin ‘Affan, bahwa Nabi bersabda:

 ﻣﻦ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻌﺸﺎﺀ ﻓﻲ ﺟﻤﺎﻋﺔ ﻓﻜﺄﻧﻤﺎ ﻗﺎﻡ ﻧﺼﻒ ﺍﻟﻠﻴﻞ، ﻭﻣﻦ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﺼﺒﺢ ﻓﻲ ﺟﻤﺎﻋﺔ ﻓﻜﺄﻧﻤﺎ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻴﻞ ﻛﻠﻪ Barang siapa yang shalat isya berjama’ah seolah-olah dia telah mendirikan shalat setengah malam, dan barang siapa shalat subuh berjamaah (tentunya juga dengan mendirikan shalat isya berjamaah), maka seolah-oalah dia telah shalat semalam penuh Apakah kita mampu shalat semalam penuh? Jujur kita akan menjawab “tidak”. Tetapi dengan kemurahan-Nya Allah menjadikan shalat isya dan subuh “dua serangkai” yang dengannya kita berhak mendapat pahala shalat sepanjang malam. Subhanallah!

 1. Sumber cahaya di hari kiamat Gelap gulita adalah satu kondisi setelah kiamat tejadi, karena Allah berfirman: " ﺇﺫﺍ ﺍﻟﺸﻤﺲ ﻛﻮﺭﺕ، ﻭﺇﺫﺍ ﺍﻟﻨﺠﻮﻡ ﺍﻧﻜﺪﺭﺕ" Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang berjatuhan (QS. At-Takwir [81]: 1-2). Padahal matahari dan bintang- bintang adalah sumber cahaya. Jika keduanya dihancurkan maka kegelapan akan menyelimuti. Saat seperti inilah manusia memerlukan cahaya. Cahaya itu adalah amal shalih, termasuk shalat subuh. Dari Baridah al salami, Nabi bersabda: ﺑَﺸِّﺮْ ﺍﻟْﻤَﺸَّﺎﺋِﻴﻦَ ﻓِﻲ ﺍﻟﻈُّﻠَﻢِ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﻤَﺴَﺎﺟِﺪِ ﺑِﺎﻟﻨُّﻮﺭِ ﺍﻟﺘَّﺎﻡِّ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan di kegelapan malam menuju masjid dengan cahaya sempurna kelak di hari kiamat. (HR. Tirmidzi no. 207) Menurut Dr. Raghib as Sirjani, yang dimaksud orang yang berjalan di kegelapan malam adalah orang-orang yang berjalan menuju masjid untuk melaksanakan shalat isya dan subuh berjama’ah (Kaifa tuhaafidzu ‘ala shalati al fajri hlm. 27).

 2. Balasan surga, Dari Abu Musa al asy’ari Nabi bersabda: ﻣﻦ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﺒﺮﺩﻳﻦ ﺩﺧﻞ ﺍﻟﺠﻨﺔ Barangsiapa mengerjakan shalat pada dua waktu dingin, maka dia akan masuk surga. (HR. Bukhari no. 540) Yang dimaksud shalat pada waktu dingin adalah shalat subuh dan ashar. 

3. Dua rakaat sebelum subuh adalah nafilah yang lebih agung dari dunia sisinya. Dari Ibunda ‘Aisyah rah. Nabi bersabda: ﺭَﻛْﻌَﺘَﺎ ﺍﻟْﻔَﺠْﺮِ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﻣَﺎ ﻓِﻴﻬَﺎ Dua rakaat fajar (shalat sunnah sebelum subuh) lebih baik daripada dunia seisinya. (HR. Muslim no. 1193) Imam Ibnu Hajar al ‘asqalani dalam kitab beliau fathul bari menyebutkan bahwa Nabi tidak melaksanakan shalat sunnah rawatib (baik qabliyah maupun ba’diyah) saat safar kecuali dua rakaat sebelum subuh. 

1.) Shalat subuh memiliki hukum- hukum fikih dan dzikir yang berbeda dengan shalat fardhu yang lain, diantaranya: 

2.) Jumlah rakaat shalat subuh sejak awal diperintahkan adalah 2 rakaat. Ketika peristiwa isra’ dan mikraj jumlahnya tetap dua rakaat. Berbeda dengan shalat ashar. Awal diperintahkan shalat ashar adalah 2 rakaat, namun saat isra dan mikraj ditambah sehingga menjadi 4 rakaat. 

3.) Adzan shalat subuh berbeda dengan adzan shalat-shalat yang lain. Yaitu terdapat tambahan lafadz “ash shalatu khairun min an naum” artinya shalat itu lebih baik dari tidur. 

4.) Terdapat dzikir sesudah shalat yang khusus yang tidak diperintahkan pada shalat yang lain. 

5.) Shalat subuh satu-satunya shalat yang tidak dapat dijamak dan di qashar Waktu subuh adalah watu yang disaksikan para malaikat Allah telah muliakan waktu shalat subuh dalam kitab-Nya. Allah tidak bersumpah mengenai waktu shalat yang fardhu kecuali hanya waktu shalat subuh dan ashar. Allah bersumpah dengan sebutan “wal fajr” dan “ wa layalin ‘asyr”. Demikian pula waktu fajar adalah waktu dimana para malaikat turun ke bumi untuk menyaksikan orang yang mendirikan shalat subuh. ﺗَﻔْﻀُﻞُ ﺻَﻠَﺎﺓُ ﺍﻟْﺠَﻤِﻴﻊِ ﺻَﻠَﺎﺓَ ﺃَﺣَﺪِﻛُﻢْ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﺑِﺨَﻤْﺲٍ ﻭَﻋِﺸْﺮِﻳﻦَ ﺟُﺰْﺀًﺍ ﻭَﺗَﺠْﺘَﻤِﻊُ ﻣَﻠَﺎﺋِﻜَﺔُ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ ﻭَﻣَﻠَﺎﺋِﻜَﺔُ ﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭِ


Minggu, 02 Januari 2011

GUIDANCE IN LIFE Rasoolullah menage

ent or sustained in the advise. This is indicated by the word of his Shalallahu 'alaihi wasallam:
means:ie "if you are the husband did not advise them (the wives), they remain in a state bent,"means to remain in a state of false and erroneous. Because it is her weak and lack of reason and religion, and have bent nature because it was created from a bent rib, as mentioned in the hadeeth, so always need of advice.
But not even this rule is also recommended for a wife to give advice to her husband with a good way too, because much-needed advice for anyone. And for anyone who is able should be done. Allah Subhanahu wata'ala says (meaning):"And the advice of counsel and advice in order to obey the truth in order to fulfill advised patience." (Al 'Ashr: 3)
Messenger of Allaah upon him blessings and peace:
that is"Religion is advice." (Narrated by Muslim, no. 55)So a household will remain strong and will achieve a life that sakinah, God willing, in the presence of mutual advising in goodness and piety.

Sabtu, 01 Januari 2011

Kiamat Pasti Datang

Abdullah Saleh Hadrami

Allah –Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَأَنذِرِ النَّاسَ يَوْمَ يَأْتِيهِمُ الْعَذَابُ فَيَقُولُ الَّذِينَ ظَلَمُوا رَبَّنَا أَخِّرْنَا إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ نُّجِبْ دَعْوَتَكَ وَنَتَّبِعِ الرُّسُلَ ۗ أَوَلَمْ تَكُونُوا أَقْسَمْتُم مِّن قَبْلُ مَا لَكُم مِّن زَوَالٍ
“Dan berikan peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang adzab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang dzalim: “Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, pasti kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul”. (Kepada mereka dikatakan): “Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa ?……”
(Surat 14 Ibrahim (Nabi Ibrahim –Alahis Salam Ayat 44)


Kandungan Ayat:

- Ayat ini adalah seruan untuk seluruh manusia tanpa pandang agama, suku, ras, warna kulit dan bangsa.
- Peringatan dari Allah akan datangnya hari kiamat, yaitu hari datangnya adzab.
- Hari kiamat adalah benar adanya dan semua manusia di bangkitkan dari kuburnya untuk berkumpul di padang mahsyar (tempat yang sangat luas).
- Hari kiamat adalah hari keadilan yang sebenarnya, sebagian manusia masuk ke dalam surga dan sebagian yang lain masuk ke dalam neraka.
- Orang-orang yang dzalim, kafir, munafik dan banyak maksiat pasti menyesal saat itu.
- Mereka ingin agar di kembalikan ke dunia untuk bertaubat dan beramal saleh yang selama ini mereka tinggalkan.
- Mereka berjanji untuk mematuhi seruan Allah dan mengikuti para rasul.
- Janji mereka adalah janji palsu, “Sekiranya mereka di kembalikan ke dunia, pastilah mereka kembali kepada apa yang mereka dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta-pendusta belaka.” (Al-An’aam: 28).
- Mereka adalah orang-orang sombong dan tidak mempunyai keimanan yang benar akan hari kebangkitan.
- Mereka selalu menutup telinga dan tidak pernah mau mendengar nasehat, kalaupun mendengar mereka tidak mengamalkannya.
- Hati mereka penuh dengan penyakit syahwat (hawa nafsu) dan syubuhat (keragu-raguan).
- Mereka terlena dan tertipu oleh kehidupan dunia yang fana.
- Sesal dahulu pendapatan dan sesal kemudian tiada guna.
- Di dalam Al-Qur’an ada beberapa ayat yang serupa dengan ayat tersebut diatas, yaitu: Al-Mukminun: 99-100, Al-Munafiqun: 10-11, As-Sajdah: 12-14, Al-An’aam: 27-28, Al-A’raaf: 53, Faathir: 36-37.

Jumat, 03 Desember 2010

kunang-kunang


If we are not the lamps that illuminate the night, it is enough we become fireflies that will accompany night

Oes Hifdzer

Oes Hifdzer

penamatan haffizh 2010