Kamis, 11 Desember 2014

KEJIWAAN AGAMA



Sumber Kejiwaan Agama Menurut Beberapa Teori Adalah Sebagai Berikut

A.      Teori Monistik

Teori monistik pada pendapat yang menjadi sumber kejiwaan agama itu adalah satu sumber kejiwaan. Selanjutnya yang paling dominan sebagai sumber kejiwaan timbul beberapa pendapat yaitu yang dikemukakan oleh:

1.       Thomas ves aquino

Sesuai dengan masanya thomas ves aquino mengemukakan bahwa yang menjadi sumber kejiwaan agama itu, ialah berfikir manusia ber-Tuhan karena manusia menggunakan kemampuan brfikirnya. Kehidupan beragama merupakan refleksi dari kehidupan berfikir manusia itu sendiri. Pandangan semacam itu masih tetap mendapat tempatnya hingga sekarang di mana para ahli mendewakan ratio sebagai satu-satunya motif yang menjadai sumber agama.

2.       F. Hegel

Filosof jerman ini berpenapat agama adalah suatu pengetahuan yang sungguh-sungguh benar dan tempat kebenaran abadi. Berdasarkan hal itu agama semata-mata merupakan hal-hal atau persoalan yang berhubungan dengan fikiran.

3.       Frenriak schleimacher

Frenriak schleimacer berpendapat, bahwa yang menjadi sumber keagamaan itu adalah rasa keterganrtungan yang mutlak. Dengan adanya rasa ketergantungan yang mutlak ini manusia merasakan dirinya lemah. Kelemahan ini menebabkan manusia selalu ergantung hidupnya dengan suatu kekuasaan yang berada di luar dirinya. Berdasarkan rasa ketergantungan itulah timbul konsep tentang tuhan. Manusia tak berdaya menghadapi tantangan alam yang selalu dialaminya, makanya mereka menggantungkan harapannya kepada suatu kekuasaan yang mereka anggap kepada kekuasaan yang dapat melindungi mereka. Rasa ketergantungan yang mutlak ini dapat dibuktikan dalam realita, upacara keagamaan, dan pengabdian para penganut agama kepada suatu kekuasaan yang mereka namakan Tuhan.

4.       Rudolf Otto

Menurut pendapat Rudolf Otto sumber kejwaan Agama adalah rasa kagum yang berasal dari “The Wholluy Others” (yang sama sekali lain). Jika seseorang dipengaruhi rasa kagum terhadap sesuatu yang dinggapnya lain dari yang lain, maka keadaan mental seperti itu diistilahkan oleh Rudof Otto “numinous” perasaan yang semacam itulah yang menurut pendapatnya sebagai sumber  dari kejiwaan agama pada manusia.

5.       Sigmuns Frued

Pendapat Sigmuns Frued unsur kejiwaan yang menjadi sumber kejiwaan agama ialah libido sexual (naluri seksual)

Berdasarkan libido ini timbullah idea tentang ketuhanan dan upacara keagamaan. Sigmund Frued bertambah yakin akan kebenaran pendaptnya itu berdasarkan kebencian setiap agama terhadap dosa.

B.      Teori fakulty

Teori ini berpendapat bahwa tingkah laku manusia itu tidak bersumber pada suatu factor yang tunggal tetapi terdiri dari beberapa unsure, antara lain yang dianggap memegang peranan penting adalah: fungsi cipta (reason), rasa (emotion) dan karsa (will).

Demikian pula perbuatan manusia yang bersifat ke agamaan dipengaruhi dan ditentukan oleh tiga fungsi tersebut:

1.       Cipta: merupakan fungsi intelektual jiwa manusia. Melalui cipta orang dapat menilai dan membandingkan dan selanjutnya memutuskan suatu tindakan terhadap stimulant tertentu.

2.       Rasa: suatu tenaga dalam jiwa manusia yang banyak berperan dalam membentuk motivasi dalam corak dan tingkah laku seseorang. Yang menjadi objek penyelidikan sekarang pada dasarnya adalah bukan anggapan bahwa pengalaman ke agamaan seseorang itu dipengaruhi oleh emosi, melainkan sampai berapa jauhkah peranan emosi itu dalam agama. Sebab jika secara mutlak emosi yang berperan tunggal dalam agama, maka ia akan mengulangi nilai agama itu sendiri.

3.       Karsa: berfungsi mendorong timbulnya pelaksanaan doktrin serta afaran agama berdasarkan fungsi kejiwaan. Mungkin saja pengalaman agama seseorang bersifat intelek ataupun emosi. Masi diperlukan suatu tenaga pendorong agar ajaran keagamaan itu menjadi suatu tindak ke agamaan.

Pengemuka teori ini antara lain:

1.       W.H. Thomas

Melalui teori “The Four Wisher”nya ia mengemukakan bahwa yang menjadi sumber kejiwaan agama adalah empat macam keinginan dasar yang ada dalam jiwa manusia, yaitu:

a.       Keinginan untuk keselamatan (security)

Keinginan ini Nampak jelas dalam kenyataan manusia untuk memperoleh perlindungan atau penyelamatan dirinya baik berbentuk biologis maupun non biologis. Misalnya mencari makanan, perlindungan diri dan lain sebagainya.

b.      Keinginan untuk mendapatkan penghargaan (recognition)

Keinginan ini merupakan dorongan yang menyebabkan manusia mendambakan adanya rasa ingin dihargai dan dikenal orang lain. Ia mendambakan dirinya untuk selalu menjadi orang terhormat dan dihormati.

c.       Keinginan untuk ditanggapi (response)

Keinginan ini menimbulkan rasa ingin mencintai dan dicintai dalam pergaulan.

d.      Keinginan akan pengetahuan atau pengalaman baru (new experience)

Keinginan ini menyebabkan manusia mengoplorasi dirinya untuk mengenal sekelilingnya dan mengembangkan dirinya. Mereka ingin selalu mencari dan mengetahui sesuatu yang tak tampak dan berada di luar dirinya.

Didasari atas ke empat keinginan dasar itulah pada umumnya manusi itu menganut agama menurut W.H. Thomas. Melalui ajaran agama yang teratur, maka ke empat keinginan dasar itu akan tersalurkan. Dengan menyembah dan mengabdikan diri kepada tuhan, maka keinginan untuk keselamatan akan terpenuhi.

2.       G.M. Straton

G.M. Straton mengemukakan teori “konflik”, ia mengatakan bahwa yang menjadi sumber kejiwaan agama adalah adanya konflik dalam kejiwaan manusia. Keadaan yang berlawanan seperti: baik – butuk, moral _ immoral, kapasifan – keaktifan, dalam diri manusia. Docothomi tersebut menimbulkan rasa agama dalam diri manusia.

Jika konflik itu sudah demikian mencekam manusia dan mempengaruhi kehidupan kejiwaan, maka manusia itu mencari pertolongan kepada suatu kekuasaan yang tertinggi (Tuhan).

3.       DR. Zakiah Drajat

DR. Zakiah Drajat berpenapat bahwa pada diri manusia itu terdapat kebutuhan pokok,beliau mengemukakan bahwa selain dari kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani manusia pun mempunyai suatu kebutuhan akan adanya kebutuhan akan keseimbangan dalam kehidupan jiwanya tidak mengalami tekanan.

Unsur-unsur kebutuhan yang dikemukakan yaitu:

a.       Kebutuhan akan rasa kasih sayang

Kebutuhan yang menyebabkan manusia mendambakan rasa kasih. Sebagai pernyataan tersebut dalam bentuk negatif dapat kita lahat dalam kehidupan seharu-hari, misalnya: mengeluh, mengadu, menjilat kepada atasan, mengambing hitamkan orang dan lain sebagainya.

Akibat dari tidak terpenuhinya kebutuhan ini maka akan timbul gejala psikosomatis misalnya hilang nafsu makan, pesimis, keras kepada kurung tidur dan lain-lain.

b.      Kebutuhan akan rasa aman

Kebutuhan yang mendorong manusia mengarap perlindungan, kehidupan rasa aman ini akan mengakibatkan manusia sering curiga, nakal, mengganggu, membela diri, menggunakan jimat-jimat dan lain-lain. Kenyataan dalam kehidupan ialah dengan adanya perlindungan menusia terhadap kemungkinan ganggauan dirinya, misalnya: sistem perdukungan, pertapaan dan lain-lain.

c.       Kebutuhan akan rasa harga diri

Kebutuhan yang bersifat individual yang mendorong manusia agar dirinya dihormati dan diakui oleh orang lain. Dalam kenyataan terlihat misalnya: sikap sombong, ngambek, sigat sok tahu dan lain-lain. Kehilangan rasa harga diri ini akan mengakibatkan tekanan batin, misalnya sakit jiwa, delusi, dan ilusi.

d.      Kebutuhan akan rasa bebas

Kebutuhan yang menyebabkan manusia bertindak secara bebas, untuk mencapai kondisi dan situasi yang lega. Kebutuhan akan rasa bebas ini terlihat dari pernyataan kebebasan menyatakan keinginan sesuai dengan pertimbangan batinya, misalnya: melakukan sesuatu dan menyatakan sesuatu.

e.      Kebutuhan akan rasa sukses

Kebutuhan manusia yang menyebabkan ia mendapat rasa keinginan dibina dalam bentuk penghargaan terhadap hasil mengalami hal tersebut akan kehilangan harga dirinya.

f.        Kebutuhan akan rasa ingin tahu

Kebutuhan manusia yang menyebabkan manusia selalu meneliti dan menyelidiki sesuatu.

Menurut DR. Zakiah Drajat selanjutnya kerjasama dari ke enam macam kebutuhan tersebut menyebabkan orang memerlukan agama. Melalui agama kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat disalurkan. Dengan melaksanakan ajaran agama secara baik maka kebutuhan akan rasa kasih saying, rasa aman berdasarkan uaraian di atas maka dapt disimpulakan bahwa:

a.       Cipta (reason) berperan untuk menentukan benar atau tidaknya ajaran suatu agama berdasarkan pertimbangan intelek seseorang.

b.      Rasa (emotion) menimbulkan sikap batin yang seimbang dan fositif suatu agama berdasarkan pertimbangan intelek seseorang.

c.       Karsa (will) menimbulkan amalan-amalan atau doktrin keagamaan yang benar dan logis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Oes Hifdzer

Oes Hifdzer

penamatan haffizh 2010