Dalam dua paragraf  daripada  Qur-an  yang  baru  saja  kita
sebutkan,  terdapat  ayat  mengenai penciptaan langit-langit
dan bumi (surat 7 ayat 54), dan di  lain  tempat  disebutkan
penciptaan  bumi dan langit-langit (surat 41 ayat 9 s/d 12),
nampak bahwa  Qur-an  tidak  menunjukkan  urut-urutan  dalam
penciptaan langit-langit dan bumi. 
Terdapat  beberapa  ayat  yang  menyebutkan  penciptaan bumi
lebih dahulu seperti dalam surat 2 ayat 29, dan dalam  surat
20  ayat  4. Akan tetapi terdapat lebih. banyak ayat-ayat di
mana langit-langit disebutkan sebelum bumi (surat 7 ayat 54,
surat 10 ayat 3, surat 11 ayat 7, surat 25 ayat 59, surat 32
ayat 4, surat 50 ayat 38, surat 57 ayat 4, surat 79 ayat 27,
dan surat 91 ayat 5 s.d. 10).
Jika  kita tinggalkan surat 79, tak ada suatu paragraf dalam
Qur-an yang menunjukkan  urutan  penciptaan  secara  formal.
Yang  terdapat  hanya  huruf  "wa"  yang artinya "dan" serta
fungsinya menghubungkan  dua  kalimat.  Terdapat  juga  kata
"tsumma"  yang  sudah  kita bicarakan di atas dan yang dapat
menunjukkan, sekedar sesuatu  di  samping  sesuatu  lainnya,
atau urutan.
Pada  hemat  saya, hanya terdapat satu paragraf dalam Quran,
di   mana   disebutkan   urutan   antara   kejadian-kejadian
penciptaan secara jelas, yaitu ayat 27 s.d. ayat 33 surat 79
أَأَنتُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ  السَّمَاءُ ۚ بَنَاهَا  ﴿٢٧﴾  رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوَّاهَا  ﴿٢٨﴾   وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ ضُحَاهَا  ﴿٢٩﴾  وَالْأَرْضَ بَعْدَ  ذَٰلِكَ دَحَاهَا  ﴿٣٠﴾  أَخْرَجَ مِنْهَا مَاءَهَا وَمَرْعَاهَا  ﴿٣١﴾   وَالْجِبَالَ أَرْسَاهَا  ﴿٣٢﴾  مَتَاعًا لَّكُمْ وَلِأَنْعَامِكُمْ  ﴿٣        
Artinya: "Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya
ataukah langit? Allah telah membinanya Dia
meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya.
Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan
menjadikan siangnya terang benderang, dan bumi
sesudah itu dihamparkannya.  Ia memancarkan
daripadanya mata airnya dan menumbuhkan
tumbuh-tumbuhannya, dan gunung-gunung
dipancangkannya dengan teguh Semua itu untuk
kesenanganmu dan untuk binatang-binatang
ternakmu."
Perincian nikmat-nikmat  Dunia  yang  Allah  berikan  kepada
manusia,  yang  diterangkan  dalam  bahasa  yang  cocok bagi
petani  atau  orang-orang  pengembara  (nomad)  di   Jazirah
Arabia,  didahului  dengan  ajakan  untuk memikirkan tentang
penciptaan alam. Akan tetapi pembicaraan tentang tahap Tuhan
menggelar   bumi  dan  menjadikannya  cocok  untuk  tanaman,
dilakukan pada waktu pergantian antara siang dan malam telah
terlaksana.   Terang   bahwa   di  sini  ada  dua  hal  yang
dibicarakan: kelompok kejadian-kejadian samawi dan  kelompok
kejadian-kejadian  di  bumi  yang  diterangkan dengan waktu.
Menyebutkan hal-hal  tersebut  mengandung  arti  bahwa  bumi
harus sudah ada sebelum digelar dan bahwa bumi itu sudah ada
ketika Tuhan membentuk langit. Dapat  kita  simpulkan  bahwa
evolusi langit dan bumi terjadi pada waktu yang sama, dengan
kait mengkait antara fenomena-fenomena. Oleh karena itu  tak
perlu   memberi  arti  khusus  mengenai  disebutkannya  bumi
sebelum langit atau langit  sebelum  bumi  dalam  penciptaan
alam.  Tempat kata-kata tidak menunjukkan urutan penciptaan,
jika memang tak ada penentuan dalam hal ini  pada  ayat-ayat
lain.
Proses   fundamental   daripada   pembentukan   kosmos   dan
kesudahannya dengan penyusunan alam
Dalam  dua  ayat  Qur-an  disajikan  suatu  sintesa  singkat
daripada  fenomena-fenomena yang menyusun proses fundamental
tentang pembentukan kosmos.
Surat 21 ayat 30:
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ  السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا ۖ  وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ  ﴿٣٠﴾              
Artinya: "Dan apakah orang-orang yang kafir 
tidak mengetahui bakwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian
Kami pisahkan antara keduanya. Dan daripada air,
Kami jadikan segala sesuatu yang hidup, maka
mengapakah mereka tiada juga beriman?"
Dalam surat 41 ayat 11, kita dapatkan sebagai berikut:
ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى  السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ ائْتِيَا طَوْعًا  أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ  ﴿١١﴾
Artinya: "Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit
dan dia (langit itu masih merupakan) asap, lalu
Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: Datanglah
kamu keduanya menurut perintah Ku dengan suka hati
atau terpaksa. Keduanya menjawab: Kami datan8
dengan suka hati."
Nanti kita akan membicarakan  tentang  asal  kehidupan  yang
dikatakan  "air,"  di  samping  masalah-masalah biologi yang
terdapat  dalam   Qur-an.   Untuk   sementara   kita   dapat
menyimpulkan sebagai berikut:
a). Menetapkan adanya suatu kumpulan gas dengan
bagian-bagian kecil yang sangat halus. Dukhan = asap. Asap
itu terdiri dari stratum (lapisan) gas dengan bagian-bagian
kecil yang mungkin memasuki tahap keadaan keras atau cair,
dan dalam suhu rendah atau tinggi
b). Menyebutkan proses perpisahan (fatq) dari suatu kumpulan
pertama yang unik yang terdiri dari unsur-unsur yang
dipadukan (ratq). Kita tegaskan lagi, "fatq" dalam bahasa
Arab artinya memisahkan dan "ratq" artinya perpaduan atau
persatuan beberapa unsur untuk dijadikan suatu kumpulan yang
homogen.
Konsep kesatuan yang berpisah-pisah menjadi beberapa  bagian
telah  diterangkan  dalam  bagian-bagian  lain  dari  Qur-an
dengan menyebutkan alam-alam ganda. Ayat pertama dari  surat
pertama  dalam  Qur-an  berbunyi:  "Dengan  nama Allah, Maha
Pengasih  dan  Penyayang.  Segala  puji  bagi  Allah,  Tuhan
sekalian alam."
Kata-kata  alamin  (alam-alam)  terdapat berpuluh kali dalam
Qur-an. Langit-langit juga disebutkan sebagai  ganda,  bukan
saja  dalam  bentuk kata jamak; tetapi dengan angka simbolik
yaitu angka tujuh. Angka tujuh dipakai dalam Qur-an 24  kali
untuk  maksud  bermacam-macam.  Sering  kali angka tujuh itu
berarti "banyak" dan kita tidak tahu dengan  pasti  sebabnya
angka   tersebut   dipakai.   Bagi  orang-orang  Yunani  dan
orang-orang Rumawi, angka 7  juga  mempunyai  arti  "banyak"
yang  tidak  ditentukan. Dalam Qur-an angka 7 dipakai 7 kali
untuk memberikan bilangan kepada  langit,  angka  7  dipakai
satu   kali   untuk  menunjukkan  langit-langit  yang  tidak
disebutkan. Angka 7 dipakai satu kali  untuk  menunjukkan  7
jalan di langit.
Bacalah ayat-ayat di bawah ini. Surat 2 ayat 29.
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُم مَّا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَىٰ  إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ  عَلِيمٌ  ﴿٢٩﴾
Artinya: "Dialah .Allah, yang menyaksikan segala yang
ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak
(menciptakan) langit, lalu dijadikanNya tujuh
langit Dan Dia maha mengetahui segala sesuatu."
Surat 23 ayat 17.
وَلَقَدْ خَلَقْنَا فَوْقَكُمْ  سَبْعَ طَرَائِقَ وَمَا كُنَّا عَنِ الْخَلْقِ غَافِلِينَ  ﴿١٧﴾
Artinya: "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di
atas kamu tujuh buah jalan, dan Kami sekali-
kali tidaklah lengah terhadap ciptaan."
Surat 67 ayat 3
لَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ  طِبَاقًا ۖ مَّا تَرَىٰ فِي خَلْقِ الرَّحْمَـٰنِ مِن تَفَاوُتٍ ۖ  فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَىٰ مِن فُطُورٍ  ﴿
Artinya: "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-
lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada
ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang
tidak seimbang. Karena itu lihatlah berulang-
ulang adakah kamu lihat sesuatu yang tidak
seimbang?"
Surat 71 ayat 15-16
﴾ أَلَمْ تَرَوْا كَيْفَ خَلَقَ اللَّـهُ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا   ﴿١٥﴾  وَجَعَلَ الْقَمَرَ فِيهِنَّ نُورًا وَجَعَلَ الشَّمْسَ سِرَاجًا   ﴿١٦
Artinya: "Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah
telah menciptakan tujuh langit bertingkat-
tingkat. Dan Allah menciptakan padanya bulan
sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai
pelita?"
Surat 78 ayat 12.
وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعًا شِدَادًا  ﴿١٢﴾
Artinya: "Dan Kami bina di atas kamu tujuh buah langit
yang kokoh, dan Kami jadikan pelita yang amat
terang (matahari)."10
Untuk ayat-ayat tersebut para  ahli  tafsir  Qur-an  sepakat
bahwa angka 7 menunjukkan "banyak" dengan tak ada perinci.11
Langit-langit  adalah  banyak, dan bumi juga banyak. Pembaca
modern yang membaca Qur-an akan  heran  bahwa  ia  menemukan
dalam   suatu   teks   dan   abad   VI   suatu   benda  yang
mengatakan bahwa bumi-bumi seperti bumi kita  terdapat dalam
kosmos, padahal manusia pada zaman kita sekarang ini, sampai
hari ini belum dapat membuktikan.
Sesungguhnya surat 65 ayat 12 berbunyi:
اللَّـهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ  يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّـهَ عَلَىٰ  كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّـهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ  عِلْمًا  ﴿١
Artinya: "Allahlah yang menciptakan tujuh langit dan
seperti itu pula bumi, berlaku perintah {Allah) di
antaranya, (Allah menciptakan yang demikian)
supaya kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu. Dan sesungguhnya Allah,
ilmunya benar-benar meliputi segala sesuatu."
Karena angka tujuh menunjukkan "ganda" yang tak  ditentukan,
kita  dapat mengambil konklusi bahwa teks Qur-an menunjukkan
dengan jelas bahwa tidak hanya  terdapat  suatu  bumi,  bumi
manusia,  tetapi  terdapat  bumi-bumi lain yang serupa dalam
kosmos ini.
Suatu hal lain yang mentakjubkan pembaca Qur-an pada abad 20
ini adalah ayat-ayat yang menyebutkan tiga macam benda-benda
yang diciptakan, yaitu:
Benda-benda yang terdapat di langit
Benda-benda yang terdapat di atas bumi.
Benda-benda yang terdapat di antara langit-langit dan bumi.
Bacalah ayat 6 surat 20:rab]
لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ  وَمَا فِي الْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَمَا تَحْتَ الثَّرَىٰ  ﴿٦﴾
Artinya: "KepunyaanNyalah semua yang ada di langit,
semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya
dan semuanya yang di bawah tanah."
Surat 25 ayat 59 :
الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ  أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ ۚ الرَّحْمَـٰنُ فَاسْأَلْ بِهِ  خَبِيرًا  ﴿٥٩
Artinya: "Yang menciptakan langit dan bumi dan apa
yang ada di antara keduanya dalam enam masa."
Surat 32 ayat 4 .
اللَّـهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي  سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ ۖ مَا لَكُم مِّن  دُونِهِ مِن وَلِيٍّ وَلَا شَفِيعٍ ۚ أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ  ﴿٤﴾  
Artinya: "Allahlah yang menciptakan langit dan bumi
dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam
masa, kemudian Ia bersemayam di atas 'arsy."
Surat 50 ayat 38.
وَلَقَدْ خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي  سِتَّةِ أَيَّامٍ وَمَا مَسَّنَا مِن لُّغُوبٍ  ﴿٣٨﴾
Artinya: "Dan sesunggahnya telah Kami ciptaan langit
dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam
enam masa dan Kami sedikitpun tidak ditimpa
keletihan."12
Kata-kata "yang ada di antara  langit  dan  bumi,"  terdapat
juga  dalam  surat 21 ayat 16, surat 44 ayat 7 dan 38, surat
78 ayat 37, surat 15 ayat 85, surat 46 ayat 3 dan  surat  43
ayat 85.
Penciptaan   di  luar  langit  dan  bumi  yang  berkali-kali
tersebut  dalam   Qur-an,   secara   apnori   kurang   dapat
digambarkan.  Untuk  memahami ayat-ayat tersebut, kita perlu
kembali kepada penemuan manusia yang paling  modern  tentang
adanya  bahan-kosmik  ekstra  galaktik,  dan  untuk itu kita
harus mengarah dan yang paling sederhana kepada yang  paling
kompleks  dan  mengikuti hasil-hasil Sains masakini mengenai
terbentuknya kosmos.  Hal  ini  akan  kita  bicarakan  dalam
paragraf yang akan datang.
Tetapi  sebelum  memasuki  pemikiran-pemikiran yang bersifat
ilmiah murni, saya rasa baik untuk meringkaskan  dasar-dasar
pokok  yang  dipakai  oleh  Qur-an  untuk memberi penerangan
kepada kita tentang penciptaan kosmos. Menurut hal-hal  yang
telah  kita  bicarakan,  dasar-dasar tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Adanya enam penode untuk penciptaan pada umumnya
2. Adanya jaringan yang berkaitan antara tahap-tahap
penciptaan langit-langit dan tahap-tahap penciptaan bumi.
3. Penciptaan kosmos mula-mula dari kumpulan yang unik yang
merupakan kesatuan dan kemudian terpecah.
4. Terdapatnya banyak langit dan banyak bumi.
5. Terdapatnya benda-benda ciptaan Tuhan antara  langit-langit dan bumi.

 
 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar