Bagaimana cara menjaga
hafalan Al-Qur’an saya ?
Jawaban.
Segala puji bagi Allah semata, shalawat dan salam semoga tercurah kepada
RasulNya beserta keluarga dan shabatnya, wa ba’du.
Di antara cara menghafal Al-Qur’an adalah selalu mengulang-ulang dan
menjaganya, juga bersungguh-sungguh, ikhlas, berkeinginan keras untuk
menghafalnya, memahaminya dan men-tadabburi-nya serta ber-tadharru’ (memelas)
dan memohon taufiq (kemudahan) untuk hal itu kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Hati-hatilah dari perbuatan maksiat serta bertaubatlah kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala dari dosa-dosa maksiat yang pernah dilakukan.
Wabillah at-taufiq wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa aalihi wa shahbihi
wa sallam.
Apa hukum orang yang
menghafal Al-Qur’an di luar kepala kemudian ia lupa, apakah dia akan dikenakan
siksa atau tidak ?
jawaban:
Segala puji hanya milik Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada
RasulNya beserta keluarga dan shabatnya, wa ba’du.
Al-Qur’an adalah kalam Allah Subhanahu wa Ta’ala, ia adalah perkataan yang
paling utama dan sarat dengan hukum-hukum, membacanya merupakan ibadah yang
meluluhkan hati, membuat jiwa menjadi khusyu dan memberi manfaat lain yang
tidak terhitung. Oleh karena itu, nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
memerintahkan agar selalu menjaganya supaya tidak lupa. Beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam berkata.
“Jagalah (hafalan) Al-Qur’an, demi Dzat yang jiwa saya ada tanganNya,
sesungguhnya Al-Qur’an itu sangat cepat terlepas melebihi (lepasnya) unta dari
ikatannya” [Dikeluarkan oleh Al-Bukhari dari hadits Abu Musa Radhiyallahu ‘anhu
no. 5033, kitab Fadha’il Al-Qur’an bab 23, dan Imam Muslim juga dari Abu Musa
no. 1/23-(791), kitab Shalat Al-Musafirin bab 33]
Tidak selayaknya seorang hafizh lalai dari membacanya dan tidak maksimal dalam
menjaganya. Seyogyanya dia mempunyai wirid (muraja’ah) harian agar dapat
menghindari dari lupa sambil mengharap pahala dan mengambil pelajaran
hukum-hukumnya, baik yang berupa aqidah maupun amalan. Namun orang yang hafal
sedikit dari Al-Qur’an lalu lupa, karena banyak kesibukan atau karena lalai,
maka dia tidak berdosa.
Adapun hadits yang mengandung ancaman bagi orang yang menghafal kemudian lupa,
tidak benar dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Wabillah at-taufiq wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa aalihi wa shahbihi
wa sallam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar