Jumat, 26 November 2010

21 المدافع عن فلسطين


هل تعرف ما يستحق الدفاع عنه ،عندما لا يستحق الموت من اجل؟أنها لا تأخذ نفسا بعيداوكنت تظن نفسك الخانقة؟هل الألم تزن خارج فخر؟وكنت تبحث عن مكان للاختباء؟لم شخص ما كسر قلبك الداخل؟كنت في حالة خراب.
واحد و 21 بنادقوضع ذراعيكالتخلي عن الكفاحواحد و 21 بنادقرمي السلاح الخاص بك الى السماء ،أنت وأنا
عندما كنت في نهاية الطريقوفقدت كل معنى للتحكمواتخذت أفكارك أثرهاعندما عقلك فواصل روح روحكإيمانك يمشي على الزجاج المكسورومخلفات لا يمرالذي بني من أي وقت مضى لا شيء إلى آخركنت في حالة خراب.
واحد و 21 بنادقوضع ذراعيكالتخلي عن الكفاحواحد و 21 بنادقرمي السلاح الخاص بك الى السماء ،أنت وأنا
هل تحاول أن تعيش لوحدكعندما احترق المنزل والمنزل؟هل تقف قريبة جدا من النار؟مثل كذاب يبحث عن مغفرة من حجر
عندما حان الوقت لعش ودعه يموتوأنت لا تستطيع الحصول على آخر محاولةقد مات شيء داخل هذا القلبكنت في حالة خراب.
واحد و 21 بنادقوضع ذراعيكالتخلي عن الكفاحواحد و 21 بنادقرمي السلاح الخاص بك الى السماء

شرارة النور الإلهي

Ketika hati diselimuti kegelapan, hanya 'percikan cahaya Ilahi' sajalah yang meneranginya. Ketika mata-hati telah dibutakan oleh nafsu dan hasrat telah menguasai jiwa, tak ada lagi yang bisa ditunggu selain kehancuran. Hati hanya bisa dibersihkan dengan cahaya tauhid. Jiwa akan merdeka bila selalu mengesakan Allah. Jika hati telah menjadi suci dan jiwa telah terbebaskan, maka keduanya akan terbang menuju haribaan Allah dan siap memperoleh kemenangan dari ilahi (al-fath ar-rubbani) dan limpahan cahaya dari Tuhan Yang Maha Pengasih (al-faidh ar-rahm'ani).

"Jika kau masih takut dan berharap pada manusia, maka dia menjadi tuhanmu. Jika kau masih menghadapkan hatimu pada harta dunia, maka kau adalah budaknya, dan dia menjadi tuhanmu. Tak ada cinta yang paling abadi, kecuali cinta seorang hamba kepada Allah. Seorang pencinta tak akan meninggalkan kekasihnya, baik saat suka maupun saat derita." Demikian isi salah satu petuah dalam buku ini.

Buku yang berisi petuah-petuah dari pendiri dan pemuka tarekat Qadiriyah ini, Syaikh 'Abdul Qadir Jailani, sangat penting bagi para penempuh jalan rohani (salik) yang selalu mengharapkan keridhaan Allah...

Makam Arung Palakka



Makam Arung Palakka

Makam Arung Palakka
Makam yang letaknya di sebelah kanan adalah Makam Arung Palakka. Harum bunga dan setanggi tercium kuat di dalam ruangan yang licin dan mengkilap ini.
Arung Palakka lahir pada hari Jumat, 15 September 1635, di sebuah desa yang bernama Lamotto, Mario-ri Wawo, Soppeng, dan meninggal di Bontoala, 6 April 1696. Ayahnya bernama Lapattobune Aru Tana Tengga dan ibunya bernama We Tennisui, yang adalah puteri Raja Bone XII.
Arung Palakka pernah hidup dan menjadi seorang jagoan yang ditakuti dan malang melintang di Batavia sejak tahun 1660-an, saat ia bersama pengikutnya melarikan diri dari kekuasaan Sultan Hasanuddin di Makassar. Oleh VOC ia diberi daerah di pinggiran Kali Angke, hingga ia disebut To Angke atau orang Angke.
Arung Palakka kemudian membangun persekutuan rahasia dengan Cornelis Janszoon Speelman dan seorang pria yang berasal dari Pulau Manipa, Ambon, bernama Kapiten Jonker. Mereka memegang kendali atas VOC, termasuk monopoli perdagangan emas dan hasil bumi.
Arung Palakka adalah orang yang memimpin penaklukan Sumatra dan menghancurkan perlawanan rakyat Minangkabau terhadap VOC. Kisahnya berawal pada tahun 1662, ketika dibuat Perjanjian Painan antara VOC dengan pemimpin Minangkabau di Padang yang bertujuan memonopoli perdagangan di pesisir Sumatera, termasuk monopoli emas Salido.
Namun rakyat Minangkabau marah dan mengamuk pada tahun 1666, menewaskan Jacob Gruys, perwakilan VOC di Padang. Arung Palakka pun dikirim VOC ke Minangkabau, dan bersama pasukannya ia berhasil mematahkan perlawanan rakyat Minangkabau dan menaklukkan seluruh pantai barat Sumatera, serta memutus hubungan antara Minangkabau dengan Aceh.
Bersama Arung Palakka, Speelman menghancurkan Benteng Sombaopu milik Kerajaan Gowa dan lalu menguasai perdagangan di Indonesia timur, khususnya jalur rempah- rempah Maluku. Speelman akhirnya berhasil menjadi Gubernur Jenderal VOC pada tahun 1681.
Sedangkan Kapiten Jonker adalah orang yang berhasil menangkap Trunojoyo dan mematahkan perlawanan para pengikutnya.
Namun kejayaan selamanya selalu dekat dengan kehancuran. Seorang perwira asal Perancis bernama Isaac declornay de Saint Martin, berhasil mengungkap korupsi yang dilakukan Speelman sehingga ia dicopot dari jabatannya sebagai Gubernur Jenderal.
Isaac pun mempengaruhi Gubernur Jenderal Champuys untuk segera menyingkirkan Kapiten Jonker. Daerah kekuasaan Kapiten Jonker di Pejonkeran Marunda pun dikepung dan diserbu. Kapiten Jonker terbunuh, kepalanya dipancung dan dipamerkan kepada khalayak ramai. Para pengikutnya juga dibunuh, dan keluarganya diasingkan ke Colombo dan Afrika.

Friendship According to Islamic rule: Honesty and sincerity

Adab-adab Friendship According to Islam: The price appreciation.
In the interweave silatulrahim relationship and friendship, in addition to the nature of price appreciation, honesty is also very important that the most profitable kerana friend is a friend of honest, likes to come clean and do not hide anything from you, how much more the case that may bring harm to yourself.
In Islam it is required every person that glorify his brother, more than himself. So it with your own self interest.
You must prioritize your best friend like you did to yourself as well. As Allah SWT in the Hadith Qudsi are intended:

    
"It must have been love-KU is for people who are religious visit to the pilgrimage each kerana ME. It's definitely a love-KU also for people who love each other kerana menyintai ME, it is definitely a love-KU also to people who help each other help kerana ME. Must also have a love-KU to people helping each kerana ME. "- History Ahmad and Hakim.
While candor also will give freshness to the soul, sincere give and take in what form of assistance or a gift rather than every individual Muslim.
Every Muslim must menyemaikan candor that since childhood again, kerana sincerity that makes our hearts happy and calm in the face of something worse.
You know, the tap is not sincere souls we will be rosak and vengeful, vengeful indeed forbidden in Islam. Sincerity is not simple to give freshness to the soul, but can make you grow taqwa to Allah SWT.
Accordingly, the cleanliness of heart can only be achieved with faith and taqwa to Allah SWT, with direct sincerity will shine in our souls. Do something to someone with sincerity, give something to someone with sincerity rather than by any other cause.
Cuba you thought and think for a moment, ask to yourself ... Do you have to be honest to your friends? Are you already do sepertimana advocated by Islamic law?
Had you been honest to the best friend and your movement ... Thank God ... But there are also people in this world sesetengah they interweave silatulrahim relationship and friendship is kerana want purely material. And there is also a rather choose feather in friendship. They chose certain people to be so friendly that they may have benefited rather than friendship, rather than on the basis of sincerity and honest kerana Allah SWT but like the saying goes "there are shrimp disebalik stone."

me......!!!



Kamis, 04 November 2010

Surah Al inshan

PERAN MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH DI BUMI

Taukah,apakah peranmu di bumi sebagai khalifah? Peranmu terbatas pada dua hal:
1. Memakmurkan bumi baik dalam bentuk pengembangan maupun teknologi: ilmu pengetahuan.
2. Memperbaiki bumi, menyebarkan kebaikan dan keadilan, menyingkirkan kezaliman dan kejahatan, memberikan petunjuk kepada manusia, serta menampakkan kebenaran: perbaikan.
Itulah rahasia Allah Swt. Menciptakan manusia. Jadi, ada dua peran: ilmu dan perbaikan.
Apakah engkau melakukan kedua peran dan tugas tersebut?
Wahai penuntut ilmu, wahai pekerja, wahai kalangan biasa, dan orang kaya, apakah engkau melaksanakan tugas tersebut? Itulah tugas aslimu. Ingat, lebih banyak engkau berkorban, kedudukanmu akan lebih mulia. Inilah rahasia penciptaanmu. Camkan!
Firman Allah dalam surah Adz-Dzariyat [51]:56
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ 
 "tidakkah aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-ku."
Puncak ibadah adalah mewujudkan tujuan penciptaanmu.
Engkau tidak diciptakan hanya untuk salat dan puasa. Sayangnya, manusia kerap membatasi ibadah pada dua kewajiban itu saja. Padahal, bukankah ilmu juga ibadah? Bukankah memberi petunjuk kepada manusia juga ibadah? Bukankah bekerja juga ibadah? Bukankah tersenyum kepada saudaramu juga ibadah sebagaimana sabda Rasulullah saw.? Itulah khilafah.

Selasa, 02 November 2010

KHUTBAH IDUL FITRI 2010

Tobaku, 10 September 2010
الله اكبر×٩ الله اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا و سبحان الله بكرة واصيلا. لا اله الا الله وحده صدق وعده ونصر عبده واعز جنده وحزم الاحزاب وحده. لا اله الا الله ولا نعبد الا اياه مخلصين له الدين ولوكره الكافرون. لااله الاالله والله اكبر الله اكبر ولله الحمد.
الحمد لله الذي جعل هذ اليوم عيدا للمسلمين وجعله من اكرم شعائر الاسلام. اشهد ان لااله الا الله وحده لاشريك له واشهد ان محمدا عبده ورسوله المبعوث رحمة للعالمين.
 اللهم صل وسلم وبارك على محمد وعلى اله واصحابه ومن تبعه باحسان الي يوم الدين. امابعد فياعباد الله اتقوا الله في حياتكم ولا تموتن الا وانتم مسلمون. قال الله تعالى في القران الكريم, أعوذ بالله من الشيطان الرجيم: وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ. وقال ايضا: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلا أَوْلادُكُمْ عَن ذِكْرِ اللَّهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ.
Hadirin jama'ah idul fitri yang dirahmati Allah.
Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberi kita umur panjang dan kesehatan serta iman di dalam hati sehingga kita sempat dan menyempatkan diri berkumpul di tempat ini untuk melaksanakan salah satu syiar terbesar agama islam yaitu hari raya idul fitri. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Melalui ucapan allahumma shalli wa sallim ala Muhammad" yang telah menjadi idola para orang-orang beriman.
Pada hari ini, kita telah memasuki 1 syawwal 1431 H. Artinya, kita baru saja melewatkan bulan yang penuh dengan kasih sayang, ampunan dan pembebas api neraka. Pertanyaannya sekarang, apakah kita sudah melewatkan bulan tersebut dengan berusaha meningkatkan ibadah, memperbanyak shalat sunnah, bacaan Qur’an, shadaqah, menolong sesama, belajar bersabar, belajar mengendalikan diri dari nafsu dan amarah ataukah hanya melewatkan bulan ramadhan ini begitu saja tanpa memperdulikan anjuran Rasulullah atau bahkan perintah yang wajib pun kita tinggalkan seperti shalat, puasa, zakat harta dan zakat fitrah padahal semuanya itu mutlak kita lakukan sebagai orang yang beragama islam.
Allah SWT. Memberi ancaman besar bagi hamba-Nya yang tidak melaksabakan perintah-Nya. Misalnya mengenai shalat, dikatakan dalam kitab hadits كنز العمال فى سنن
من ترك الصلاة متعمدا كتب اسمه على باب النار ممن يدخلها
Hadits ini menjelaskan bahwa: barang siapa yang meninggalkan shalat dengan sengaja, ditulislah namanya di pintu neraka, tempat yang dilewatinya masuk nantinya. Berarti sudah dipastikan akan ditempatkan di neraka.
Sementara dalam kitab hadits lain dikatakan:
من ترك الصلاة متعمدا إلى أن دخل وقت صلاة أخرى لا يكفر به كفرا يوجب دفنه في مقابر غير المسلمين
Di sini dijelaskan bahwa: barang siapa meninggalkan shalat dengan sengaja sampai masuk waktu shalat berikutnya tidak ada yang menghapusnya dari kekafiran, (dan jika meninggal) tidak boleh dikuburkan di pekuburan islam.
Sementara orang yang tidak puasa pada pada bulan ramadhan, dikatakan dalam kitab shahih bukhari:
من أفطر يوما من رمضان من غير عذر ولا مرض لم يقضه صيام الدهر وإن صامه
Bahwa barang siapa yang tidak berpuasa satu hari saja dalam bulan ramadhan tanpa ada uzur syariat dan tidak sakit, tidaklah cukup walaupun ia berpuasa sepanjang tahun. Dibalik itu, Allah juga menyiapkan pahala yang besar bagi orang yang berpuasa dan akan mendapatkan kenikmatan tersendiri. Allah berfirman dalam hadits kudsi:
إِنَّ الصَّوْمَ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ إِنَّ لِلصَّائِمِ فَرْحَتَيْنِ إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِىَ اللَّهَ فَرِحَ
Artinya: sesunggunya puasa itu untuk-Ku dan akulah yang membalasnya, sesungguhnya bagi orang berpuasa itu ada dua kegembiraan yaitu ketika berbuka dan ketika bertemu Allah. Di sinilah puncak kenikmatan atau kebahagiaan tertinggi pada diri seorang manusia yaitu kita bertemu dengan Tuhannya secara langsung di dalam surga nanti.
            Hadirin jama'ah idul fitri yang dirahmati Allah.
          Allahu akbar 2x walillahil hamd
          Orang berpuasa juga punya kewajiban lain yaitu mengeluarkan zakat fitrah, Ibnu Haasyain berkata dalam kitabnya, at-Targib wad-Diya’:
شهر رمضان معلق بين السماء والأرض ولا يرفع إلى الله إلا بزكاة الفطر
Bulan ramadhan tergantung antara langit dan bumi dan tidak ada yang mengangkatnya ke Allah kecuali dengan zakat fitrah. Zakat fitrah berfungsi untuk mengsucikan hati dan menjadi pensejahtera bagi orang miskin.
زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ مَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلاَةِ فَهِىَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلاَةِ فَهِىَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ
Naiyya sekke pittarae mancaji pappepaccingi ri pappuasae pole ri ada salae nenniya ada de’e gaga gunana nennniyya mancaji pappanrei ri tau kasi-asie, nigi2 pasilennerenngi riolona allepperengnge iyaritu sekke ritarima nenniya nigi2 pasilennerengngi rimunri allepperengnge mancajiwi passidekka biasa.
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَرَضَ زَكَاةَ الْفِطْرِ مِنْ رَمَضَانَ عَلَى النَّاسِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ عَلَى كُلِّ حُرٍّ أَوْ عَبْدٍ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Majeppunna Nabitta SAW. Napparelluangngi sekke pittarae ri lalenna ramalang 1(seddi)  sa’ karoma iyera gandum ri tungke2 tau maradekae iyarega atae, orowane iyarega makkunrai. Zakat fitrah diwajibkan kepada semua orang bahkan anak kecil yang baru lahir pun diwajibkan zakat fitrah, jika seandainya anak itu lahir sebelum tenggelam matahari pada hari terakhir bulan ramadhan.
            Berbeda dengan zakat harta, yang kena hanyalah orang yang punya kecukupan harta dan ini diperintahkan oleh Allah SWT. Dalam al-Qur’an:
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا
Artinya: ambillah zakat dari harta mereka untuk membersihkan harta mereka dan mengsucikan jiwa mereka. Dan ancaman orang yang tidak mengeluarkan zakatnya sangat besar karena pada hari kiamat nanti, harta akan berubah menjadi ular besar dan mematuk kepalanya dan harta itu juga dipanaskan dengan api neraka kemudian disetrikakan ke tubuh mereka sebagaimana dalam QS. at-Taubah 34-35:
وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلاَ يُنفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُم بِعَذَابٍ أَلِيمٍ (34) يَوْمَ يُحْمَى عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَى بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْ هَذَا مَا كَنَزْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ فَذُوقُوا مَا كُنْتُمْ تَكْنِزُونَ
Artinya: ...dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, 35. pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu."
Betapa besar kerugian orang yang punya harta banyak tapi tidak dikeluarkan zakatnya padahal tidak banyak yang Allah minta, hanya 2,5% atau 1/40  dari harta yang kita miliki. Misalnya kita punya penghasilan atau gaji 1 juta maka keluarkanlah 25 ribu sebagai zakat, kalau penghasilan kita 10 juta maka keluarkanlah 250 ribu dan jika penghasilan kita sampai 100 juta maka keluarkanlah 2,5 juta daripada hanya kita simpan tetapi di akhirat menjadi musuh yang menyiksa kita di neraka. Maka seharusnya, setiap kita punya penghasilan misalnya dari perkebunan, peternakan atau dari profesi kita sebagai guru, aparat pemerintah atau tenaga kesehatan maka setiap kita dapat gaji kita keluarkan zakatnya 2,5 % dan diberikan kepada orang yang berhak menerimanya, jangan diberikan kepada orang yang tidak berhak menerima zakat.
Allahu akbar 2x walillahil hamd
Harta yang kita miliki hanyalah fasilitas atau pelengkap yang Allah pinjamkan kepada kita maka marilah kita jemput rejeki kita masing2 dengan cara yang halal dan kreatif. Harta yang Allah pinjamkan itu juga berfungsi sebagai ujian bagi kita seperti yang Allah jelaskan:
وَاعْلَمُواْ أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلاَدُكُمْ فِتْنَةٌ
Artinya: dan ketahuilah bahwa sesungguhnya harta dan anak2 kalian adalah ujian. Dan dalam ayat lain Allah memberi kita peringatan:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلا أَوْلادُكُمْ عَن ذِكْرِ اللَّهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ(9)
Artinya: Hai orang-orang beriman,  janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi.
Bettuanna: aja napakkali-aliki warangparangnge untuk maringngerang ri Puang Allahu ta’ala. Termasuk orang yang merugi ketika hanya tinggal di rumah patah2 cengkeh sementara orang shalat tarwih di masjid, atau setiap hari kita bekerja mencari uang tapi kita tidak pernah ingat untuk berbagi dengan orang miskin dan anak2 yatim.
Allahu akbar 2x walillahil hamd
Allah SWT. Memberi kita tuntunan agar kita tidak terlena pada pemainan hidup sampai kita tidak tahu tujuan hidup ini. Pernahkah kita sadari apa tujuan akhir hidup ini? Misalnya, seorang pegawai, apakah kita hanya hidup untuk bekerja dan akhir bulan terima gaji kemudian bekerja lagi, dan begitu seterusnya. Atau kita seorang petani hanya menanam, memetik, kemudian menjual hasilnya untuk kepeluan makan sehari2 lalu bekerja lagi. Atau seperti yang Allah contohkan dalam al-Qur’an:
كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا
Artinya: seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur.
            Apakah siklus kehidupan kita hanya seperti ini, seperti sebuah biji yang tumbuh dan menjadi besar kemudian berbuah lalu tua terus mati dan hancur? Tentunya tidak. Allah menghidupkan kita di dunia ini punya tujuan. Seperti firman-Nya:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ
Artinya: dan aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepadaku.
Dalam ayat lain dijelaskan bahwa manusia diciptakan untuk menjadi khalifatan fil ardy. Manusia diberi tugas untuk memakmurkan bumi dengan melakukan kebaikan antar sesama, saling menyayangi dan menghargai. Terutama kepada orang yang sangat berjaza dalam hidup kita seperti orangtua atau guru kita.
وَاعْبُدُواْ اللَّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
Bettuanna: nenniya sompai Puang Allahu Ta’ala nenniya aja’ mupadduai nenniya appedecengko ri tau duae pajajiammu.
Rilalenna iyae ayat’e naparentakki Puang Allahu Ta’ala untuk mappedeceng ri tau duae pajajiatta iya tampuekki asera ulengna, nappa najajiangki temmaka ressa’na inappa napasusuki dua  taung , napiaraki sibawa madeceng nainappa napassikolasiki. Maka sepantasnyalah kita berbakti kepada keduanya, orang yang selalu mengharapkan keberhasilan kita dalam segala hal, orang yang selalu mendoakan kita di setiap langkah dan tetesan air matanya, orang yang rela miskin demi mencukupi kebutuhan anak2nya, orang yang merasa kenyang saat kita minta kebutuhan pokok meskipun perutnya melilit kesakitan karena rasa lapar, orang yang merelakan menghabiskan uang ratusan ribu bahkan jutaan demi memenuhi cita2 anaknya, orang yang rela berjemur di bawah terik matahari menjadikan kulitnya keriput sementara anaknya selalu merawat kulitnya agar terjaga kelembutannya, orang yang selalu setia mencucikan pakaian kita tanpa pernah minta digaji, orang yang rela mendaki gunung yang tinggi untuk mencari rezki yang halal demi kita, dialah orangtua kita, tapi pernahkan kita berdoa meneteskan airmata untuknya, sudah seharusnya kita belajar mencintai dan menyayangi orangtua kita selama masih ada kesempatan karena tidak selamanya kita bisa bersama orangtua kita. Janganlah kita baru menyadari hal ini ketika orangtua kita menutup mata untuk selamanya kemudian barulah kita ingat semua perintahnya yang selalu kita tunda2, nasehatnya selalu kita abaikan dan usahanya tidak pernah kita hargai.
Allahu akbar 2x walillahil hamd
Hadirin jama'ah idul fitri yang dirahmati Allah.
          Bulan ramadan, bulan yang penuh berkah, bulan yang pahala kebaikan dilipatgandakan, telah berlalu. Asarongeng maraja napunnai tau pamegaienggi sempajang sunna’na, baca kurangna nenniya passidekkana ri lalengna uleg ramalang. Acilakangeng napunnai tau passia-sia engngi uleng ramalang, nalebbirangngi monroe manonton televisi na nonnoe mattarawe, nalebbirang maccarita salae na mangajie tetapi lebbi rugipi tau sibuk’e massempajang, mappuasa, massidekka nenniya mangaji ri uleng ramalang nainappa naruttung manengngi amala’na nasaba appadduang, nampai esso alleppereng mappaddua memengni, tegani passadiae anre maega ri bolana nainappa nabacangeng panganroangna posi bolae, panganroanna bulue iyarega tasie iyarega anak mallajangnge, kowaena lokka mita kobburu inappa millau-illau, massio-sio, lele mabbuang ittello, iyamanennaro termasuk’i appaduangeng iya weddingnge ruttungngi amala’ta. Padahal purani naparengngerangi Puang Allahu Ta’ala makkedanna:
لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ
Bettuanna: narekko mappadduako maruttungngi amala’mu.
Allahu akbar 2x walillahil hamd
Hadirin jama'ah idul fitri yang dirahmati Allah.
Labe’ni uleng ramalang, iyae essoe to malleppe’na, napaleppe’ni Puang Allahu Ta’ala pole ri dosata nasaba purana ritobakeng. Naekiya aja naompo ri nawa-nawatta makkeda, iyae essoe to malleppe’na jaji maelo tona leppe’i lipa sempajakku nenniya sejedahku, ramalang paimeng pasi natomassempajang. Siaga mua egana siajing sellengta maelo makkasiwiyang sibawa madeceng ri uleng ramalang naekiya de’ nasempat nasaba malasai iyarega lelei ri pammasena puangnge. Karena memang waktu yang bisa kita andalkan hanyalah waktu yang sekarang, sedangkan waktu yang akan datang hanyalan harapan yang belum pasti sedangkan waktu yang telah lalu hanyalah tinggal kenagan.
Allahu akbar 2x walillahil hamd
Hadirin jama'ah idul fitri yang dirahmati Allah
Sebagai kesimpulan, marilah kita memperbaiki hubungan kita dengan Allah dengan cara menyembah-Nya tanpa mempersekutukan-Nya dengan apapun lalu melaksanakan perintah-Nya yang lain seperti mendirikan shalat dan mengeluarkan zakat. Marilah kita juga memperbaiki hubungan kita kepada sesama manusia dengan menjalin shilaturrahim terutama kepada orangtua dan kerabat kita. Semoga rahmat Allah senantiasa dilimpahkan kepada kita semua.
Marilah kita berdoa bersama kepada Tuhan yang menghidupkan kita, kemudian memberi rizki dan petunjuk meniti jalan keselamatan dunia akirat. Ya Allah, tunjukilah kami kebenaran agar kami tahu bahwa itu kebenaran dan bimbinglah kami untuk mengikutinya, ya Allah, tunjukilah kami kesalahan / kerusakan agar kami tahu bahwa itu kerusakan dan bimbinglah kami untuk menjauhinya. Ya Allah janganlah engkau hukum kami jika kami salah atau kami lupa. Ya Allah, janganlah Engkau beri kami cobaan yang kami tidak mampu memikulnya. Ya Allah, ampunilah kami dari dosa2 kami, hanyalah Engkau yang maha pengampun. Ya Allah berilah kami keselamatan di dunia dan di akhirat nanti, amin ya rabbal alamin.
بارك الله لي ولكم في القران الكريم وجعلني واياكم من العائدين الفائزين والسعداء المقبولين. سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسلام علي المرسلين والحمد لله رب العالمين.



الخطبة الثانية
الله اكبر×7 الله اكبر كبيرا. والحمد لله كثيرا و سبحان الله بكرة واصيلا. لا اله الا الله وحده صدق وعده ونصر عبده واعز جنده وحزم الاحزاب وحده. لا اله الا الله ولا نعبد الا اياه مخلصين له الدين ولوكره الكافرون. لااله الا الله والله اكبر الله اكبر ولله الحمد.
الحمد لله الذي جعل هذ اليوم عيدا للمسلمين وجعله من اكرم شعائر الاسلام. اشهد ان لا اله الا الله وحده لاشريك له واشهد ان محمدا عبده ورسوله المبعوث رحمة للعالمين. اللهم صل وسلم وبارك على محمد وعلى اله واصحابه ومن تبعه باحسان الي يوم الدين. امابعد فياعباد الله: اتقوا الله في حياتكم ولا تموتن الا وانتم مسلمون. قال الله تعالى: إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات إنك سميع الدعاء. اللهم إنا نسألك سلامة فى الدين وعافية فى الجسد وزيادة في العلم وبركة فى الرزق وتوبة قبل الموت ورحمة عند الموت ومغفرة بعد الموت. اللهم أرنا الحق حقا وارزقنا اتباعه وأرنا الباطل باطلا وارزقنا اجتنابه. اَللَّهُمَّ إِنِّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ اَلْبُخْلِ وَنعُوذُ بِكَ مِنْ اَلْجُبْنِ , وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ اَلدُّنْيَا , وَنعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ اَلْقَبْرِ  رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ. رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا, رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبِلْنَا, رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لا طَاقَةَ لَنَا بِهِ, وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ. رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ. رب اغفرلي ولوالدي ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين.
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Tobaku, 10 september2010

Bagaimana Menghargai Hidup ?

Bagaimana Menghargai Hidup ?

Hidup bukan hanya untuk diri sendiri. Pernahkah Anda mendengar kata-kata
tersebut?

Kalau kita cermati lebih dalam, maka ada makna tersembunyi yang jauh lebih
luas. HIDUP bukanlah semata-mata untuk diri kita sendiri, melainkan untuk
memberikan manfaat bagi orang lain dan kehidupan. Hidup kita ini sangat
mengagumkan dan kita perlu menghargai Hidup ini. Menghargai HIDUP berarti
menggunakan hidup untuk memberikan manfaat bagi orang lain.

Mereka yang menghargai HIDUPnya, akan lebih dekat dengan kemudahan dan
keberuntungan dalam hidupnya. Sebaliknya mereka yang tidak menghargai
HIDUPnya, hanya memikirkan dirinya sendiri, akan lebih dekat dengan
kesulitan dalam kehidupannya.

Bagaimana caranya menghargai HIDUP kita ? Apa yang harus dilakukan dalam
menghargai HIDUP, sehingga dekat dengan kemudahan dan keberuntungan hidup ?

1. Mengubah Orientasi Hidup Dengan Memikirkan Orang Lain

Pikirkan sejenak, apakah Anda sering memikirkan diri sendiri dibandingkan
orang lain ? Misalnya berpikir bagaimana memenuhi keinginan sendiri, ingin
rumah lebih mewah, ingin mobil lewah besar, ingin penghasilan lebih tinggi,
ingin lebih kaya, dll. Kalau hal itu yang selalu memenuhi benak pikiran
kita, itu artinya kita  hanya berpusat pada diri sendiri. Hanya memikirkan
dan mementingkan diri sendiri.

Mulailah mengubah pusat hidup kita menjadi banyak memikirkan orang lain.
Misalnya memikirkan bagaimana membantu fakir miskin yang kesulitan membeli
sembako, bagaimana membantu pekerjaan bagi pengangguran, membantu orang tak
berdaya, memikirkan orang yang kurang rejeki, orang yang tidak pernah
dibantu hidupnya. Itu artinya kita sudah mulai memikrikan orang lain. Ini
akan membawa kita lebih dekat dengan kemudahan dan keberuntungan dalam
hidup.

2. Meningkatkan empati kepada orang lain.

Bersikap empati kepada orang lain merupakan salah satu cara menghargai HIDUP
kita. Bersikap empati berbeda pengertiannya dengan sikap simpati. Sikap
simpati lebih merupakan kesepakatan penilaian terhadap orang lain. Sedangkan
sikap empati lebih menekankan pada mengerti orang lain, memahami kondisi
orang lain  secara emosional dan intelektual. Artinya kita menggunakan
ketajaman mata hati untuk memperhatikan kebutuhan orang lain, berusaha
melihat kesulitan orang lain.

Bersikap empati, sederhananya memandang keluar melalui kerangka pikiran
orang lain, atau melihat dunia dan hubungan dengan orang lain melalui kaca
mata orang lain.

Bagaimana caranya ?. Kita sapat memulainya dengan menumbuhkan pemahaman dan
perasaan dari dalam jiwa kita. Menanamkan tekad dari dalam hati untuk
mengutamakan kepentingan orang lain. Memiliki kerendahan hati, kesediaan
berbagai kebaikan denganm orang lain. Memiliki kesediaan hati berbagai
kegembiraan disaat memperoleh kemenangan dan memberikan dorongan disaat
mengalami kesulitan.

3. Banyak Melepaskan Energi Positif.

Melepasakan energi positif artinya banyak melakukan pekerjaan-pekerjaan
positif. Memandang hidup ini dari kaca mata positif dan banyak melakukan
hal-hal positif. Pernahkah Anda merasakan kebahagiaan pada saat menolong
orang yang kesusahan ? Itulah sesungguhnya kebahagiaan yang menyentuh aspek
spiritual. Menolong orang lain adalah pekerjaan positif, artinya kita
melepaskan energi positif kepada orang lain.

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk melepasakan energi positif ini,
diantaranya mungkin anda punya semangat, punya ide, punya solusi bagi orang
lain, maka berbagilah dengan orang lain. Semakin banyak anda melakukan
pekerjaan positif, semakin banyak energi positif yang keluar dan semakin
banyak yang akan kembali Anda terima. Mungkin anda akan menerimanya dalam
bentuk kebahagiaan hati, kepuasaan jiwa, ketenangan hidup, kemudahan rejeki,
dll.

4. Bertawakal Kepada Allah SWT

Hidup ini hanyalah ‘pemberianEdari Yang Maha Kuasa. Dia-lah yang berkuasa
mengambilnya kembali.  Dia pulalah yang berkuasa memberikan kemudahan,
keberhasilan atau kesulitan dalam kehidupan kita. Tentunya itu semua bermula
dari bagaimana cara kita menghargai hidup yang sudah diberikan oleh-Nya.

Bertawakal artinya berserah diri kepada Allah. Bersyukur menerima kehidupan
ini. Bersabar dalam setiap langkah kehidupan. Meskipun demikian tidak pernah
berhenti ber-ikhtiar melalui usaha lahiriah yang cerdas dan keras.

Semoga Anda mendapatkan Inspirasi dan motivasi hari ini.

Surah AN-NISA’, Satu Bukti Islam Memuliakan Wanita

Penulis: Al-Ustadzah Ummu Ishaq Al-Atsariyyah

Berbekal pengetahuan tentang Islam yang tipis, tak sedikit kalangan yang dengan lancangnya menghakimi agama ini, untuk kemudian menelorkan kesimpulan-kesimpulan tak berdasar yang menyudutkan Islam. Salah satunya, Islam dianggap merendahkan wanita atau dalam ungkapan sekarang ‘bias jender’. Benarkah?
Sudah kita maklumi keberadaan wanita dalam Islam demikian dimuliakan, terlalu banyak bukti yang menunjukkan kenyataan ini. Sampai-sampai ada satu surah dalam Al-Qur`anul Karim dinamakan surah An-Nisa`, artinya wanita-wanita, karena hukum-hukum yang berkaitan dengan wanita lebih banyak disebutkan dalam surah ini daripada dalam surah yang lain. (Mahasinut Ta`wil, 3/6)
Untuk lebih jelasnya kita lihat beberapa ayat dalam surah An-Nisa` yang berbicara tentang wanita.
1. Wanita diciptakan dari tulang rusuk laki-laki.
Surah An-Nisa` dibuka dengan ayat:
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً
“Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dari jiwa yang satu dan dari jiwa yang satu itu Dia menciptakan pasangannya, dan dari keduanya Dia memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.” (An-Nisa`: 1)
Ayat ini merupakan bagian dari khutbatul hajah yang dijadikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai pembuka khutbah-khutbah beliau. Dalam ayat ini dinyatakan bahwa dari jiwa yang satu, Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan pasangannya. Qatadah dan Mujahid rahimahumallah mengatakan bahwa yang dimaksud jiwa yang satu adalah Nabi Adam ‘alaihissalam. Sedangkan pasangannya adalah Hawa. Qatadah mengatakan Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam. (Tafsir Ath-Thabari, 3/565, 566)
Dalam hadits shahih disebutkan:
إِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلْعٍ، وَِإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلْعِ أَعْلاَهُ، فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيْمُهُ كَسَرْتَهَا، وَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اسْتَمْتَعْتَ وَفِيْهَا عِوَجٌ
“Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk. Dan sungguh bagian yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah yang paling atasnya. Bila engkau ingin meluruskannya, engkau akan mematahkannya. Dan jika engkau ingin bersenang-senang dengannya, engkau bisa bersenang-senang namun padanya ada kebengkokan.” (HR. Al-Bukhari no. 3331 dan Muslim no. 3632)
Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata, “Dalam hadits ini ada dalil dari ucapan fuqaha atau sebagian mereka bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk. Hadits ini menunjukkan keharusan berlaku lembut kepada wanita, bersikap baik terhadap mereka, bersabar atas kebengkokan akhlak dan lemahnya akal mereka. Di samping juga menunjukkan dibencinya mentalak mereka tanpa sebab dan juga tidak bisa seseorang berambisi agar si wanita terus lurus. Wallahu a’lam.”(Al-Minhaj, 9/299)
2. Dijaganya hak perempuan yatim.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَى فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلاَثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ذَلِكَ أَدْنَى أَلاَّ تَعُولُوا
“Dan jika kalian khawatir tidak akan dapat berlaku adil terhadap hak-hak perempuan yatim (bilamana kalian menikahinya), maka nikahilah wanita-wanita lain yang kalian senangi: dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kalian khawatir tidak dapat berlaku adil maka nikahilah seorang wanita saja atau budak-budak perempuan yang kalian miliki. Yang demikian itu lebih dekat untuk kalian tidak berlaku aniaya.” (An-Nisa`: 3)
Urwah bin Az-Zubair pernah bertanya kepada Aisyah radhiyallahu ‘anha tentang firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: وَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَى maka Aisyah radhiyallahu ‘anha menjawab, “Wahai anak saudariku1. Perempuan yatim tersebut berada dalam asuhan walinya yang turut berserikat dalam harta walinya, dan si wali ini ternyata tertarik dengan kecantikan si yatim berikut hartanya. Maka si wali ingin menikahinya tanpa berlaku adil dalam pemberian maharnya sebagaimana mahar yang diberikannya kepada wanita lain yang ingin dinikahinya. Para wali pun dilarang menikahi perempuan-perempuan yatim terkecuali bila mereka mau berlaku adil terhadap perempuan-perempuan yatim serta memberinya mahar yang sesuai dengan yang biasa diberikan kepada wanita lain. Para wali kemudian diperintah untuk menikahi wanita-wanita lain yang mereka senangi.” Urwah berkata, “Aisyah menyatakan, ‘Setelah turunnya ayat ini, orang-orang meminta fatwa kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang perkara wanita, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan ayat:
وَيَسْتَفْتُونَكَ فِي النِّسَاءِ
“Dan mereka meminta fatwa kepadamu tentang wanita.” (An-Nisa`: 127)
Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Dan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam ayat yang lain:
وَتَرْغَبُونَ أَنْ تَنْكِحُوهُنَّ
“Sementara kalian ingin menikahi mereka (perempuan yatim).” (An-Nisa`: 127)
Salah seorang dari kalian (yang menjadi wali/pengasuh perempuan yatim) tidak suka menikahi perempuan yatim tersebut karena si perempuan tidak cantik dan hartanya sedikit. Maka mereka (para wali) dilarang menikahi perempuan-perempuan yatim yang mereka sukai harta dan kecantikannya kecuali bila mereka mau berbuat adil (dalam masalah mahar, pent.). Karena keadaan jadi terbalik bila si yatim sedikit hartanya dan tidak cantik, walinya enggan/tidak ingin menikahinya.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 4574 dan Muslim no. 7444)
Masih dalam hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha tentang firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَيَسْتَفْتُونَكَ فِي النِّسَاءِ قُلِ اللهُ يُفْتِيكُمْ فِيهِنَّ وَمَا يُتْلَى عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ فِي يَتَامَى النِّسَاءِ اللاَّتِي لاَ تُؤْتُونَهُنَّ مَا كُتِبَ لَهُنَّ وَتَرْغَبُونَ أَنْ تَنْكِحُوهُنَّ
Dan mereka meminta fatwa kepadamu tentang wanita. Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepada kalian tentang mereka dan apa yang dibacakan kepada kalian dalam Al-Qur`an tentang para wanita yatim yang kalian tidak memberi mereka apa yang ditetapkan untuk mereka sementara kalian ingin menikahi mereka.” (An-Nisa`: 127)
Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:
أُنْزِلَتْ فِي الْيَتِيْمَةِ، تَكُوْنُ عِنْدَ الرَّجُلِ فَتَشْرِكُهُ فِي مَالِهِ، فَيَرْغَبُ عَنْهَا أَنْ يَتَزَوَّجَهَا وَيَكْرَهُ أَنْ يُزَوِّجَهَا غَيْرَهُ، فَيَشْرَكُهُ فِي ماَلِهِ، فَيَعْضِلُهَا، فَلاَ يَتَزَوَّجُهَا وَيُزَوِّجُهَا غَيْرَهُ.
“Ayat ini turun tentang perempuan yatim yang berada dalam perwalian seorang lelaki, di mana si yatim turut berserikat dalam harta walinya. Si wali ini tidak suka menikahi si yatim dan juga tidak suka menikahkannya dengan lelaki yang lain, hingga suami si yatim kelak ikut berserikat dalam hartanya. Pada akhirnya, si wali menahan si yatim untuk menikah, ia tidak mau menikahinya dan enggan pula menikahkannya dengan lelaki selainnya.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 5131 dan Muslim no. 7447)
3. Cukup menikahi seorang wanita saja bila khawatir tidak dapat berlaku adil secara lahiriah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ
“Kemudian jika kalian khawatir tidak dapat berlaku adil maka nikahilah seorang wanita saja atau budak-budak perempuan yang kalian miliki.” (An-Nisa`: 3)
Yang dimaksud dengan adil di sini adalah dalam perkara lahiriah seperti adil dalam pemberian nafkah, tempat tinggal, dan giliran. Adapun dalam perkara batin seperti rasa cinta dan kecenderungan hati tidaklah dituntut untuk adil, karena hal ini di luar kesanggupan seorang hamba. Dalam Al-Qur`anul Karim dinyatakan:
وَلَنْ تَسْتَطِيعُوا أَنْ تَعْدِلُوا بَيْنَ النِّسَاءِ وَلَوْ حَرَصْتُمْ فَلاَ تَمِيلُوا كُلَّ الْمَيْلِ فَتَذَرُوهَا كَالْمُعَلَّقَةِ
“Dan kalian sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-istri kalian, walaupun kalian sangat ingin berbuat demikian. Karena itu janganlah kalian terlalu cenderung kepada istri yang kalian cintai sehingga kalian biarkan yang lain telantar.” (An-Nisa`: 129)
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan ketika menafsirkan ayat di atas, “Maksudnya, kalian wahai manusia, tidak akan mampu berlaku sama di antara istri-istri kalian dari segala sisi. Karena walaupun bisa terjadi pembagian giliran malam per malam, namun mesti ada perbedaan dalam hal cinta, syahwat, dan jima’. Sebagaimana hal ini dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ‘Abidah As-Salmani, Mujahid, Al-Hasan Al-Bashri, dan Adh-Dhahhak bin Muzahim rahimahumullah.”
Setelah menyebutkan sejumlah kalimat, Ibnu Katsir rahimahullah melanjutkan pada tafsir ayat: فَلاَ تَمِيلُوا كُلَّ الْمَيْلِ maksudnya apabila kalian cenderung kepada salah seorang dari istri kalian, janganlah kalian berlebih-lebihan dengan cenderung secara total padanya, فَتَذَرُوهَا كَالْمُعَلَّقَةِ “sehingga kalian biarkan yang lain telantar.” Maksudnya istri yang lain menjadi terkatung-katung. Kata Ibnu ‘Abbas, Mujahid, Sa’id bin Jubair, Al-Hasan, Adh Dhahhak, Ar-Rabi` bin Anas, As-Suddi, dan Muqatil bin Hayyan, “Makna كَالْمُعَلَّقَةِ, seperti tidak punya suami dan tidak pula ditalak.” (Tafsir Al-Qur`anil Azhim, 2/317)
Bila seorang lelaki khawatir tidak dapat berlaku adil dalam berpoligami, maka dituntunkan kepadanya untuk hanya menikahi satu wanita. Dan ini termasuk pemuliaan pada wanita di mana pemenuhan haknya dan keadilan suami terhadapnya diperhatikan oleh Islam.
4. Hak memperoleh mahar dalam pernikahan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَءَاتُوا النِّسَاءَ صَدُقَاتِهِنَّ نِحْلَةً فَإِنْ طِبْنَ لَكُمْ عَنْ شَيْءٍ مِنْهُ نَفْسًا فَكُلُوهُ هَنِيئًا مَرِيئًا
“Berikanlah mahar kepada wanita-wanita yang kalian nikahi sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kalian sebagian dari mahar tersebut dengan senang hati maka makanlah (ambillah) pemberian itu sebagai makanan yang sedap lagi baik akibatnya.” (An-Nisa`: 4)
5. Wanita diberikan bagian dari harta warisan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَاْلأَقْرَبُونَ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَاْلأَقْرَبُونَ مِمَّا قَلَّ مِنْهُ أَوْ كَثُرَ نَصِيبًا مَفْرُوضًا
“Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ayah-ibu dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian dari harta peninggalan ayah-ibu dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bagian yang telah ditetapkan.” (An-Nisa`: 7)
Sementara di zaman jahiliah, yang mendapatkan warisan hanya lelaki, sementara wanita tidak mendapatkan bagian. Malah wanita teranggap bagian dari barang yang diwarisi, sebagaimana dalam ayat:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لاَ يَحِلُّ لَكُمْ أَنْ تَرِثُوا النِّسَاءَ كَرْهًا
“Wahai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kalian mewarisi wanita dengan jalan paksa.” (An-Nisa`: 19)
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma menyebutkan, “Dulunya bila seorang lelaki di kalangan mereka meninggal, maka para ahli warisnya berhak mewarisi istrinya. Jika sebagian ahli waris itu mau, ia nikahi wanita tersebut dan kalau mereka mau, mereka nikahkan dengan lelaki lain. Kalau mau juga, mereka tidak menikahkannya dengan siapa pun dan mereka lebih berhak terhadap si wanita daripada keluarga wanita itu sendiri. Maka turunlah ayat ini dalam permasalahan tersebut.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam Shahih-nya no. 4579)
Maksud dari ayat ini, kata Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah, adalah untuk menghilangkan apa yang dulunya biasa dilakukan orang-orang jahiliah dari mereka dan agar wanita tidak dijadikan seperti harta yang diwariskan sebagaimana diwarisinya harta benda. (Al-Jami’ li Ahkamil Qur`an, 5/63)
Bila ada yang mempermasalahkan, kenapa wanita hanya mendapatkan separuh dari bagian laki-laki seperti tersebut dalam ayat:
يُوصِيكُمُ اللهُ فِي أَوْلادِكُمْ لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ اْلأُنْثَيَيْنِ
“Allah mewasiatkan kepada kalian tentang pembagian warisan untuk anak-anak kalian, yaitu bagian seorang anak lelaki sama dengan bagian dua orang anak perempuan….” (An-Nisa`: 11)
Maka dijawab, inilah keadilan yang sesungguhnya. Laki-laki mendapatkan bagian yang lebih besar daripada wanita karena laki-laki butuh bekal yang lebih guna memberikan nafkah kepada orang yang di bawah tanggungannya. Laki-laki banyak mendapatkan beban. Ia yang memberikan mahar dalam pernikahan dan ia yang harus mencari penghidupan/penghasilan, sehingga pantas sekali bila ia mendapatkan dua kali lipat daripada bagian wanita. (Tafsir Al-Qur`anil ‘Azhim, 2/160)
6. Suami diperintah untuk berlaku baik pada istrinya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ
“Dan bergaullah kalian (para suami) dengan mereka (para istri) secara patut.” (An-Nisa`: 19)
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah ketika menafsirkan ayat di atas menyatakan: “Yakni perindah ucapan kalian terhadap mereka (para istri) dan perbagus perbuatan serta penampilan kalian sesuai kemampuan. Sebagaimana engkau menyukai bila ia (istri) berbuat demikian, maka engkau (semestinya) juga berbuat yang sama. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam hal ini:
وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ
“Dan para istri memiliki hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.” (Al-Baqarah: 228)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri telah bersabda:
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ، وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِيْ
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarga (istri)nya. Dan aku adalah orang yang paling baik di antara kalian terhadap keluarga (istri)ku.”2 (Tafsir Al-Qur`anil ‘Azhim, 2/173)
7. Suami tidak boleh membenci istrinya dan tetap harus berlaku baik terhadap istrinya walaupun dalam keadaan tidak menyukainya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا
“Kemudian bila kalian tidak menyukai mereka maka bersabarlah karena mungkin kalian tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (An-Nisa`: 19)
Dalam tafsir Al-Jami’ li Ahkamil Qur`an (5/65), Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah berkata: “Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ (“Kemudian bila kalian tidak menyukai mereka”), dikarenakan parasnya yang buruk atau perangainya yang jelek, bukan karena si istri berbuat keji dan nusyuz, maka disenangi (dianjurkan) (bagi si suami) untuk bersabar menanggung kekurangan tersebut. Mudah-mudahan hal itu mendatangkan rizki berupa anak-anak yang shalih yang diperoleh dari istri tersebut.”
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Yakni mudah-mudahan kesabaran kalian dengan tetap menahan mereka (para istri dalam ikatan pernikahan), sementara kalian tidak menyukai mereka, akan menjadi kebaikan yang banyak bagi kalian di dunia dan di akhirat. Sebagaimana perkataan Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma tentang ayat ini: ‘Si suami mengasihani (menaruh iba) istri (yang tidak disukainya) hingga Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan rizki kepadanya berupa anak dari istri tersebut dan pada anak itu ada kebaikan yang banyak’.” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/173)
Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ
“Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah, jika ia tidak suka satu tabiat/perangainya maka (bisa jadi) ia ridha (senang) dengan tabiat/perangainya yang lain.” (HR. Muslim no. 1469)
Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata: “Hadits ini menunjukkan larangan (untuk membenci), yakni sepantasnya seorang suami tidak membenci istrinya. Karena bila ia menemukan pada istrinya satu perangai yang tidak ia sukai, namun di sisi lain ia bisa dapatkan perangai yang disenanginya pada si istri. Misalnya istrinya tidak baik perilakunya, tetapi ia seorang yang beragama, atau berparas cantik, atau menjaga kehormatan diri, atau bersikap lemah lembut dan halus padanya, atau yang semisalnya.” (Al-Minhaj, 10/58)
8. Bila seorang suami bercerai dengan istrinya, ia tidak boleh meminta kembali mahar yang pernah diberikannya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَإِنْ أَرَدْتُمُ اسْتِبْدَالَ زَوْجٍ مَكَانَ زَوْجٍ وَءَاتَيْتُمْ إِحْدَاهُنَّ قِنْطَارًا فَلاَ تَأْخُذُوا مِنْهُ شَيْئًا أَتَأْخُذُونَهُ بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا. وَكَيْفَ تَأْخُذُونَهُ وَقَدْ أَفْضَى بَعْضُكُمْ إِلَى بَعْضٍ وَأَخَذْنَ مِنْكُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا
“Dan jika kalian ingin mengganti istri kalian dengan istri yang lain sedang kalian telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak, maka janganlah kalian mengambil kembali sedikitpun dari harta tersebut. Apakah kalian akan mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan dengan menanggung dosa yang nyata? Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-isteri. Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat.” (An-Nisa`: 20-21)
9. Termasuk pemuliaan terhadap wanita adalah diharamkan bagi mahram si wanita karena nasab ataupun karena penyusuan untuk menikahinya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ أُمَّهَاتُكُمْ وَبَنَاتُكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ وَعَمَّاتُكُمْ وَخَالاَتُكُمْ وَبَنَاتُ اْلأَخِ وَبَنَاتُ اْلأُخْتِ وَأُمَّهَاتُكُمُ اللاَّتِي أَرْضَعْنَكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ مِنَ الرَّضَاعَةِ وَأُمَّهَاتُ نِسَائِكُمْ وَرَبَائِبُكُمُ اللاَّتِي فِي حُجُورِكُمْ مِنْ نِسَائِكُمُ اللاَّتِي دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَإِنْ لَمْ تَكُونُوا دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ وَحَلاَئِلُ أَبْنَائِكُمُ الَّذِينَ مِنْ أَصْلاَبِكُمْ
“Diharamkan atas kalian menikahi ibu-ibu kalian, putri-putri kalian, saudara-saudara perempuan kalian, ‘ammah kalian (bibi/ saudara perempuan ayah), khalah kalian (bibi/ saudara perempuan ibu), putri-putri dari saudara laki-laki kalian (keponakan perempuan), putri-putri dari saudara perempuan kalian, ibu-ibu susu kalian, saudara-saudara perempuan kalian sepersusuan, ibu mertua kalian, putri-putri dari istri kalian yang berada dalam pemeliharaan kalian dari istri yang telah kalian campuri. Tetapi jika kalian belum mencampuri istri tersebut (dan sudah berpisah dengan kalian) maka tidak berdosa kalian menikahi putrinya. Diharamkan pula bagi kalian menikahi istri-istri anak kandung kalian (menantu)…” (An-Nisa`: 23)
Diharamkannya wanita-wanita yang disebutkan dalam ayat di atas untuk dinikahi oleh lelaki yang merupakan mahramnya, tentu memiliki hikmah yang agung, tujuan yang tinggi yang sesuai dengan fithrah insaniah. (Takrimul Mar`ah fil Islam, Asy-Syaikh Muhammad Jamil Zainu, hal. 16)
Di akhir ayat di atas, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَأَنْ تَجْمَعُوا بَيْنَ اْلأُخْتَيْنِ إِلاَّ مَا قَدْ سَلَفَ إِنَّ اللهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا
“(Diharamkan atas kalian) menghimpunkan dalam pernikahan dua wanita yang bersaudara, kecuali apa yang telah terjadi di masa lampau. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (An-Nisa`: 23)
Ayat di atas menetapkan bahwa seorang lelaki tidak boleh mengumpulkan dua wanita yang bersaudara dalam ikatan pernikahan karena hal ini jelas akan mengakibatkan permusuhan dan pecahnya hubungan di antara keduanya. (Takrimul Mar`ah fil Islam, Muhammad Jamil Zainu, hal. 16)
Demikian beberapa ayat dalam surah An-Nisa` yang menyinggung tentang wanita. Apa yang kami sebutkan di atas bukanlah membatasi, namun karena tidak cukupnya ruang, sementara hanya demikian yang dapat kami persembahkan untuk pembaca yang mulia. Allah Subhanahu wa Ta’ala-lah yang memberi taufik.
Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.
Footnote:
1 Karena ibu ‘Urwah, Asma` bintu Abi Bakr radhiyallahu ‘anhuma adalah saudara perempuan Aisyah radhiyallahu ‘anha.
2 HR. At-Tirmidzi, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah.
(Sumber: Majalah Asy Syari’ah, Vol. IV/No. 38/1429H/2008, Kategori: Niswah, hal. 80-85. Dicopy dari http://www.asysyariah.com/print.php?id_online=617)

Oes Hifdzer

Oes Hifdzer

penamatan haffizh 2010